BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengelolaan perusahaan,manajemen menetapkan tujuan dan
sasaran dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran
tersebut. Perusahaan menyusun anggaran induk (master
budget) yang dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu anggaran operasional
dan anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri atas anggaran penjualan
sampai anggaran (proforma) laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri atas
anggaran neraca dan anggaran (proforma) neraca.
Perusahaan umumnya menyusun anggaran untuk keseluruhan
kegiatan operasional yang dijalankan, seperti kegiatan penjualan, produksi,
pemasaran, dan administrasi. Anggaran induk adalah gabungan dari seluruh
anggaran yang disusun oleh perusahaan setiap tahunnya.
Tujuan dan sasaran tersebut akan dicapai apabila ditunjang
oleh kebijakan-kebijakan yang terarah dan perencanaan matang. Perencanaan
merupakan pedoman tentang kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang.
Perencanaan dirumuskan untuk menggambarkan apa yang ingin dicapai dan bagaimana
mencapai tujuan tersebut. Perusahaan dalam perencanaan yang digambarkan dalam
angka-angka dan ukuran tertentu disebut dengan istilah anggaran.
Anggaran (budget) merupakan alat pengawasan dibidang
keuangan yang digunakan oleh perusahaan yang berorientasi pada laba maupun non
laba. Bagi suatu perusahaan, penyusunan anggaran merupakan alat yang dipakai
untuk membantu aktivitas kegiatannya agar lebih terarah, misalnya untuk alat
perencanaan, alat pengendalian, dan lainnya. Dengan menggunakan data-data
anggaran, maka perkembangan perusahaan akan dapat dipelajari dengan teliti dan
berkesinambungan.
A. Rumusan
Masalah
Penulis merumuskan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu studi kasus ?
2. Apa pengertian master budget ?
3. Bagaimana studi kasus dalam master budget ?
C. Tujuan
Makalah
Sejalan
dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Pengertian studi kaus ;
2. Pengertian master budget ;
3. Analisis studi kasus master budget ;
D. Kegunaan
Makalah
Makalah
ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis
makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep penelitian tentang studi kasus
mater budget.
Secara praktis
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan
dan konsep keilmuan khususnya tentang
studi kasus master budget;
2. Pembaca, sebagai media informasi tentang
analisis studi kasus master budget.
E. Prosedur
Makalah
Makalah
ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan
permasalahan yang dibahas secara jelas dan konprehensif. Data teoritis dalam
makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya
penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan
dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisi isi melalui
kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam tema
konteks tema makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Studi Kasus
Studi
kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang
menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam
terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan
menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan
data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh
pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar
bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan
menguji hipotesis.
Pendapat
lain menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu strategi riset, penelaahan
empiris yang menyelidiki suatu gejala dalam latar kehidupan nyata. Strategi ini
dapat menyertakan bukti kuatitatif yang bersandar pada berbagai sumber dan
perkembangan sebelumnya dari proposisi teoretis. Studi kasus dapat menggunakan
bukti baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian dengan
subjek tunggal memberikan kerangka kerja statistik untuk membuat inferensi dari
data studi kasus kuantitatif.[2][3].
Seperti
halnya pada tujuan penelitian lain pada umumnya, pada dasarnya peneliti yang
menggunakan metoda penelitian studi kasus bertujuan untuk memahami obyek yang
ditelitinya. Meskipun demikian, berbeda dengan penelitian yang lain, penelitian
studi kasus bertujuan secara khusus menjelaskan dan memahami obyek yang
ditelitinya secara khusus sebagai suatu ‘kasus’. Berkaitan dengan hal tersebut,
Yin (2003a, 2009) menyatakan bahwa tujuan penggunaan penelitian studi kasus
adalah tidak sekedar untuk menjelaskan seperti apa obyek yang diteliti, tetapi
untuk menjelaskan bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat
terjadi. Dengan kata lain, penelitian studi kasus bukan sekedar menjawab
pertanyaan penelitian tentang ‘apa’ (what) obyek yang diteliti, tetapi lebih
menyeluruh dan komprehensif lagi adalah tentang ‘bagaimana’ (how) dan ‘mengapa’
(why) obtek tersebut terjadi dan terbentuk sebagai dan dapat dipandang sebagai
suatu kasus. Sementara itu, strategi atau metoda penelitian lain cenderung
menjawab pertanyaan siapa (who), apa (what), dimana (where), berapa (how many)
dan seberapa besar (how much).
B. Pengertian Master Budget
Anggaran
induk (master budget), atau perencanaan laba (profit plan), adalah serangkaian
anggaran komprehensif yang mendetail
yang meliputi semua tahapan dari sebuah organisasi yang dioperasikan untuk
jangka waktu tertentu. Anggaran induk (master budget) ini terdiri dari banyak
anggaran terpisah, atau jadwal, yang saling bergantung, yang terdiri dari :
·
Anggaran operasional (operational
budget), menjelaskan
aktivitas yang menghasilkan pendapatan untuk perusahaan : penjualan, produksi,
dan persediaan barang. Anggaran operasi terdiri dari laporan laba rugi yg
dianggarkan serta beberapa data pendukung :
· Anggaran keuangan (financial budget),
merinci aliran masuk dan keluar kas serta posisi keuangan secara umum. Oleh
karena banyak aktivitas keuangan yang tidak dapat diketahui hingga anggaran
operasional diketahui,
Anggaran
Operasi
|
Anggaran
Keuangan
|
Angg. Penjualan
|
Anggaran pengeluaran modal
|
Angg. Produksi
|
Anggaran Kas
|
Angg. Bhn. Baku Langsung
|
Laporan Laba Rugi dianggarkan
|
Angg. Tenaga Kerja Lgs
|
Neraca Dianggarkan.
|
Angg. Overhead pabrikasi
|
|
Angg. Persed. Akhir Barang Jadi.
|
|
Angg.
Beban Penjualan & Adm.
|
|
u Anggaran Operasional :
1.
Anggaran Penjualan
Yakni merupakan
skedul rinci yang memperlihatkan penjualan yang diharapkan untuk periode yang
akan datang. Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan (dan
kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu.
2.
Anggaran Produksi (Production Budget)
Yakni merupakan
skedul rinci yang mengidentifikasi produk atau jasa yang harus dihasilkan atau
disediakan utnuk meraih penjualan yang dianggarkan dan kebutuhan persediaan.
3.
Anggaran Bahan Baku Langsung
Bahan baku
merupakan bahan langsung, yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok
dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Bahan baku biasanya mudah
ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relative tinggi dibandingkan dengan
bahan pembantu.Adapun dasar penyusunan anggaran bahan baku bersumber dari
anggaran produksi, rencana persediaan bahan baku, dan standar bahan baku
dipakai. Formula yang dipergunakan untuk menyusun anggaran bahan baku sebagai
berikut :
Pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku awal
|
xx unit @ Rp xx
= Rp xxx
xx unit @
Rp xx = Rp xxx +
|
Bahan baku tersedia
Persediaan bahan baku akhir
|
xx unit @ Rp xx
= Rp xxx
xx unit @ Rp xx
= Rp xxx -
|
Bahan baku dipakai
|
xx unit @ Rp xx
= Rp xxx
|
Setelah menetukan
jumlah produksi barang jadi perusahaan harus menghitung jumlah sekaligus biaya
bahan baku yang diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi. Anggaran bahan
baku yang disususn oleh perusahaan pada dasarnya terdiri atas dua jenis
anggaran yaitu:
- Anggaran pemakaian bahan baku yang menentukan jumlah dan nilai bahan
baku yang diperlukan untuk kegiaatn produksi dalam satu periode anggaran.
- Anggaran pembelian bahan baku yang
menetukan jumlah bahan baku yang akan dibeli dan harga pembeliannya dalam satu
periode anggaran.
4.
Anggaran Tenaga Kerja
Menunjukkan
total jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dan biaya yang berhubungan
dengan jumlah unit dalam anggaran produksi. Anggaran Jam tenaga kerja langsung
ditentukan oleh hubungan antara tenaga kerja dan outputnya.
5.
Anggaran Overhead Pabrik
Anggaran
overhead Pabrikasi (manufacturing oaverhead budget) merupakan skedul rinci
taksiran biaya pabrikasi, selain biaya bahan biaya langsung, yang harus
dikeluarkan untuk memenuhi ekspektasi produksi di masa yang akan datang. Biaya
overhead harus dipilih pilih berdasarkan biayanya untuk tujuan penyusunan
anggaran, dan di buat tariff overhead yang ditentukan di muka. Anggaran
Overhead Pabrikasi mempunyai 2 tujuan, yaitu:
a.
mengintegrasikan anggaran biaya overhead yang disusun oleh manajer produksi dan
departemen jasadan,
b.
menghitung tariff overhead pabrikasi untuk priode akutansi yang akan datang.
6.
Anggaran Persedian Akhir Barang jadi
Setelah
anggaran penjualan hingga ke anggaran overhead pabrikasi selesai disusun, kini
tersedia data yang memadai untuk menghitung
biaya pokok barang jadi. komputasi itu diperlukan karena dua sebab:
a. Untuk mengetahui seberapa banyak yang akan di
bebankan ke biaya pokok penjualan pada laporan laba rugi dianggarkan.
b. Untuk mengetahui berapa besar yang akan di
laporkan pada rencana untuk pos barang yang belum terjual.
Nilai rupiah unit barang yang belum terjual
yang di rencanakan ada di tangan perusahaan yang dihitung dalam anggaran
persediaan akhir barang jadi (ending finished goods inventory budget).
7..Anggaran
Beban Penjualan & Administrasi
Anggaran
beban penjualan dan adm berisi daftar antisipasi prediksi beban dalam bidang
selain pabrikasi yang akan dikeluarkan dalam periode anggaran. Beban penjualan
adalah biaya-biaya promosi, penjualan, dan pengiriman produk kepada pelanggan. Beban administrasi adalah biaya yang
berkaitan dengan aktivitas seperti pemberian arahan umum bagi perushaan dan
penyediaan jasa bagi personalia.
u Anggaran Keuangan
1.
Anggaran Kas
Anggaran
kas merupakan suatu cara yang efektif dalam merencanakan dan mengendalikan arus
kas, menilai kas yang dibutuhkan dan menggunakan kelebihan kas yang ada secara
efektif pula. Anggaran kas merupakan alat utama untuk membuat estimasi keuangan
jangka pendek. Tujuan utama di dalam penyusunan anggaran kas adalah untuk
merencanakan atau menentukan kegiatan operasional perusahaan sebagai dasar
untuk menentukan optimalisasi kas dimasa yang akan datang.
2.
Anggaran Rugi-Laba
3.
Anggaran Neraca
Laporan yang berisi harta, utang dan modal perusahaan pada suatu saat
tertentu. Harta yang disajikan dalam neraca disusun berdasarkan
likuiditas, yaitu tingkat kecepatan harta tersebut menjadi uang, dalam kegiatan
perusahaan. Sedangkan utang disusun atas jangka waktu pembayaran. Dan modal
disusun berdasarkan tingkat kekekalan/lamanya bertahan dalam perusahaan.
4. Anggaran
Pengeluaran Modal
pengalokasian
modal adalah proses keputusan simultan mengenai berapa besar dan dari mana
sumber daya akan diperoleh serta dikeluarkan untuk penggunaan dimasa yang akan
datang, khususnya dalam produksi barang dan jasa dimasa yang datang.
C. Contoh Studi Kasus Master
Budget
SOAL
I : Anggaran Penjualan
PT. PRATAM JAYA, yang bergerak
dalam bisnis makanan anak, memiliki data penjualan tahunan sebagaimana tertera
pada Tabel. 2.1
Penjualan minuman Anak PT. ARJUNA JAYA tahun 2003-2007
Tahun
|
Jumlah Penjualan (juta unit)
|
2003
|
140
|
2004
|
148
|
2005
|
157
|
2006
|
160
|
2007
|
169
|
Terhadap data penjualan PT.
PRATAMA JAYA, tersebut dapat dibuat forecast penjualan untuk tahun 2008 dan
seterusnya dengan menggunakan beberapa metode yang disebutkan sebelumnya,
berikut akan diberikan ilustrasi pemakaian metode trend
moment.
. Metode Trend Moment
Metode trend moment merupakan
analisis yang dapat digunakan untuk keperluan peramalan dengan membentuk
persamaan : Y = a + b X sebagaimana telah diulas pada Metode rend semi Average.
Dalam enerapannya metode ini
tidak mensyaratkan jumlah data harus genap. Perbedaan dengan Metode trend semi
Average terletak pada pemberian score nilai X nya. Dalam hal ini pemberian
score X dimulai dari 0,1,2 dst. Berikut akan diberikan ilustrasi penerapan
metode ini untuk data penjualan PT. PRATAMA JAYA sebagaimana tertera pada tabel
2.1
Tahun
|
Y
|
X
|
XY
|
X2
|
2003
|
140
|
0
|
0
|
0
|
2004
|
148
|
1
|
148
|
1
|
2005
|
157
|
2
|
314
|
4
|
2006
|
160
|
3
|
480
|
9
|
2007
|
169
|
4
|
676
|
16
|
S
|
774
|
10
|
1.618
|
30
|
Dalam mencari koefisien a dan
b digunakan persamaan :
S Y = n . a + b. SX
SXY = a. SX + b. SX2
Keterangan : n = banyaknya pasangan amatan x,y = 5
Selanjutnya terhadap
persamaan-persamaan yangterbentuk dapat dicari penyelesainnya melalui metode
eliminasi ataupun metode substitusi sebagaimana ditunjukkan dalam contoh
berikut :
I. 774 = 5.a + b (10) [ x2 ]
II. 1.618 = 10 . a + b 30[ x1 ]
1548= 10 a + 20
b
1.618 = 10.a + 30 b (-)
- 70 = - 10 b b = 7
Substitusikan
b = 7 (I) 774 = 5 a + 10 (7)
5a = 774 - 70 = 704
a = 704 / 5 = 140,8
maka persamaan trendnya : Y =
149,8 + 7 (X)
forecast penjualan untuk tahun
2000 ;
Y = 154,8 + 7 (3) = 175,8
SOAL II :
Berikut data unt
menyusun operating budget bulan Juni & Juli 2010 pada
PT.ALIYA :
·
Selama Mei 2010
dpt menjual 60.000 unit Produk dan diharapkan akan selalu meningkat 30% pada
bulan berikutnya, dg harga jual Rp 8.000 per unit.
·
Persediaan produk
jadi per 31 Mei 2010 adalah 15.000 unit. Diharapkan persediaan akhir produk
jadi sebesar 20% dari unit penjualan bulan yang lalu.
·
Untuk memproduksi
per unit produk dibutuhkan 0,35 liter Bahan A seharga Rp 3.000/liter dan 0,15
liter Bahan B seharga Rp 7.000/liter.
·
Persediaan bahan
per 31 Mei 2010 adalah 8.000 unit Bahan A dan 2.000 unit Bahan B. Diharapkan
persediaan akhir bahan sebesar pemakaian unt memproduksi 30% unit penjualan
bulan bersangkutan.
·
Untuk memproduksi
per unit produk dibutuhkan jam 0,20 jam kerja buruh langsung di Dept.
Processing dg upah Rp 7.000/jam dan 0,10 jam kerja buruh langsung di Dept.
Finishing dg upah Rp 3.000/jam.
·
Biaya overhead
variabel dibebankan ke produk dg tarip Rp 4.000 per jam kerja buruh langsung
dan biaya overhead tetap dianggarkan sebesar Rp 10.000.000 per bulan.
·
Biaya penjualan
variabel Rp 300 per unit penjualan, sedang biaya penjualan tetap dan biaya
administrasi tetap dianggarkan masing-masing 10% dan 5% dari penjualan.
Diminta : susunlah operating budget untuk bulan Juni & Juli 2010 sbb
:
a) Sales
budget
b) Units
production budget
c) Units
direct material usage budget
d) Direct
material purchases budget
e) Direct
materials cost budget
f)
Direct labor cost budget
g)
Factory overhead cost budget
h) Unit
cost of ending finished goods inventory budget
i)
Cost of goods sold budget
j)
Projected income statement
JAWAB SOAL II :
PT. ALIYA
Anggaran
Penjualan – Bulan Juni dan Juli 2010
|
|
JUNI
|
JULI
|
Unit pPenjualan*
|
78.000 Unit
|
101.400 Unit
|
Harga per unit
|
Rp 8.000
|
Rp 8.000
|
TOTAL PENJUALAN
|
Rp 624.000.000
|
Rp 811.200.000
|
* Unit penjualan meningkat 30% pada bulan berikutnya
· Unit
penjualan Jun = 130% x 60.000 U = 78.000 U
· Unit
penjualan Jul = 130% x 78.000 U = 101.400 U
PT. ALIYA
Anggaran
Produksi – Bulan Juni dan Juli 2010
|
|
JUNI
|
JULI
|
Unit penjualan
|
78.000 Unit
|
101.400 Unit
|
Unit persediaan akhir yg diharapkan*
|
12.000
Unit
|
15.600
Unit
|
Total unit yg dibutuhkan
|
90.000 Unit
|
117.000 Unit
|
Unit persediaan awal
|
(15.000) Unit
|
(12.000) Unit
|
UNIT YG DIPRODUKSI
|
75.000 Unit
|
105.000 Unit
|
* Unit persediaan
akhir produk jadi = 20% x unit penjualan bualn lalu
·
Unit persediaan 30 Jun = 20% x penjualan Mei 60.000 U = 12.000 U
·
Unit persediaan 31 Jul = 20% x penjualan Jun 78.000 U = 15.600 U
PT. ALIYA
Anggaran
Pemakaian Bahan – Bulan Juni dan Juli 2010
|
|
JUNI
|
JULI
|
BAHAN A :
|
|
|
Unit produksi
|
75.000 Unit
|
105.000 Unit
|
Pemakaian per unit
|
0,35 liter
|
0,35 liter
|
PEMAKAIAN BAHAN A UNT PRODUKSI
|
26.250 liter
|
36.750 liter
|
BAHAN B :
|
|
|
Unit produksi
|
75.000 Unit
|
105.000 Unit
|
Pemakaian per unit
|
0,15 liter
|
0,15 liter
|
PEMAKAIAN BAHAN B UNT PRODUKSI
|
11.250 liter
|
15.750 liter
|
PT. ALIYA
Anggaran Pembelian Bahan – Bulan Juni dan Juli 2010
|
|
JUNI
|
JULI
|
BAHAN A :
|
|
|
Total pemakaian Bahan A untuk produksi
|
26.250
liter
|
36.750
liter
|
Unit persediaan akhir yg diharapkan*
|
5.460 liter
|
7.098 liter
|
Total unit yg dibutuhkan
|
31.710
liter
|
43.848
liter
|
Unit persediaan awal
|
(8.000)
liter
|
(5.460)
liter
|
UNIT YG DIBELI
|
23.710
liter
|
38.388
liter
|
Harga pokok per liter
|
Rp
3.000
|
Rp
3.000
|
Harga pokok
pembelian BAHAN A
|
Rp
71.130.000
|
Rp
115.164.000
|
BAHAN B :
|
|
|
Total pemakaian Bahan B untuk produksi
|
11.250
liter
|
15.750
liter
|
Unit persediaan akhir yg diharapkan*
|
2.340 liter
|
3.042 liter
|
Total unit yg dibutuhkan
|
13.590
liter
|
18.792 liter
|
Unit persediaan awal
|
(2.000) liter
|
(2.340) liter
|
UNIT YG DIBELI
|
11.590 liter
|
16.452 liter
|
Harga pokok per liter
|
Rp 7.000
|
Rp 7.000
|
Harga pokok
pembelian BAHAN B
|
Rp
81.130.000
|
Rp
115.164.000
|
TOTAL BIAYA
PEMBELIAN BAHAN
|
Rp
152.260.000
|
Rp
230.328.000
|
Unit persediaan akhir bahan = pemakain
x 20% x unit penjualan bulan bersangkutan
# BAHAN A :
·
Unit persediaan 30
Jun = 0,35 liter x 20% x penjualan Jun 78.000 U = 5.460
liter
·
Unit persediaan 31
Jul = 0,35 liter x 20% x penjualan Jul 101.400 U = 7.098
liter
# BAHAN B :
- Unit persediaan 30 Jun = 0,15 liter x 20% x penjualan Jun 78.000 U = 2.340 liter
- Unit persediaan 31 Jul = 0,15 liter x 20% x penjualan Jul 101.400 U = 3.042 liter
PT. ALIYA
Anggaran Biaya Bahan – Bulan Juni dan
Juli 2010
|
|
JUNI
|
JULI
|
BIAYA BAHAN A :
|
|
|
Total pemakaian Bahan A untuk produksi
|
26.250 liter
|
36.750 liter
|
Harga pokok per liter
|
Rp 3.000
|
Rp 3.000
|
Total biaya BAHAN A
|
Rp 78.750.000
|
Rp 110.250.000
|
BIAYA BAHAN B :
|
|
|
Total pemakaian Bahan B untuk produksi
|
11.250 liter
|
15.750 liter
|
Harga pokok per liter
|
Rp 7.000
|
Rp 7.000
|
Total biaya BAHAN B
|
Rp 78.750.000
|
Rp 110.250.000
|
TOTAL BIAYA BAHAN
|
Rp
157.500.000
|
Rp
220.500.000
|
PT. ALIYA
Anggaran Biaya Buruh Langsung –
Bulan Juni dan Juli 2010
|
|
JUNI
|
JULI
|
DEPT. PROCESSING
|
|
|
Unit produksi
|
75.000 Unit
|
105.000 Unit
|
Jam kerja langsung per unit
|
0,20 jam
|
0,20 jam
|
Total jam kerja langsung
|
15.000 Jam
|
21.000 Jam
|
Upah per jam
|
Rp 7.000
|
Rp 7.000
|
Total biaya buruh langsung DEPT. PROCESSING
|
Rp 105.000.000
|
Rp 147.000.000
|
DEPT. FINISHING
|
|
|
Unit produksi
|
75.000 Unit
|
105.000 Unit
|
Jam kerja langsung per unit
|
0,10 jam
|
0,10 jam
|
Total jam kerja langsung
|
7.500 Jam
|
10.500 Jam
|
Upah per jam
|
Rp 3.000
|
Rp 3.000
|
Total biaya buruh langsung DEPT. FINISHING
|
Rp 22.500.000
|
Rp 31.500.000
|
TOTAL BIAYA BURUH LANGSUNG
|
Rp
127.500.000
|
Rp
178.500.000
|
PT. ALIYA
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
– Bulan Juni dan Juli 2010
|
|
JUNI
|
JULI
|
BIAYA OVERHEAD VARIABEL
|
|
|
Total jam kerja langsung Dept. Processing
|
15.000
Jam
|
7.500
Jam
|
Total jam kerja langsung Dept. Finishing
|
7.500
Jam
|
10.500
Jam
|
Total jam kerja langsung
|
22.500 jam
|
31.500 jam
|
Tarip overhead variabel per jam kerja langsung
|
Rp 4.000
|
Rp 4.000
|
Total biaya overhead variabel
|
Rp 90.000.000
|
Rp 126.000.000
|
Total biaya overhead tetap
|
10.000.000
|
10.000.000
|
TOTAL BIAYA OVERHEAD
|
Rp 100.000.000
|
Rp 136.000.000
|
PT. ALIYA
Anggaran Biaya Barang Jadi Per
Unit – Bulan Juni dan Juli 2010
|
|
JUNI
|
JULI
|
Total biaya bahan
|
Rp 157.500.000
|
Rp 220.500.000
|
Total biaya buruh langsung
|
127.500.000
|
178.500.000
|
Total biaya overhead pabrik
|
100.000.000
|
136.000.000
|
TOTAL BIAYA PRODUKSI
|
Rp 385.000.000
|
Rp 535.000.000
|
Unit produksi
|
(:)
75.000 unit
|
(:) 105.000
unit
|
BIAYA PRODUKSI PER UNIT
|
Rp 5.133
|
Rp 5.095
|
PT. ALIYA
Anggaran Harga Pokok Penjualan
– Bulan Juni dan Juli 2010
|
|
JUNI
|
JULI
|
TOTAL BIAYA PRODUKSI
|
Rp 385.000.000
|
Rp 535.000.000
|
Harga pokok persediaan awal*
|
76.995.000
|
61.596.000
|
Harga pokok produk
tersedia dijual
|
Rp 461.995.000
|
Rp 596.596.000
|
Harga pokok persediaan akhir**
|
(61.596.000)
|
(79.482.000)
|
HARGA POKOK
PENJUALAN
|
Rp 400.399.000
|
Rp 517.114.000
|
*
Harga pokok persediaan awal :
- Persediaan awal
Jun = Persediaan akhir Mei = 15.000 unt x HP Mei Rp 5.133 = Rp 76.995.000
- Persediaan awal
Jul = Persediaan akhir Jun = 12.000 unit x HP Jun Rp 5.133 =
Rp 61.596.000
**
Harga pokok persediaan akhir :
- Persediaan akhir
Jun = 12.000 unit x HP Jun Rp 5.133 = Rp
61.596.000
- Persediaan akhir Jul = 18.000 unit
x HP Jul Rp 5.095 = Rp 79.482.000
PT. ALIYA
Proyeksi Laporan
Laba Rugi – Bulan Juni dan Juli 2010
|
|
JUNI
|
JULI
|
Total penjualan
|
Rp 624.000.000
|
Rp 811.200.000
|
Harga pokok penjualan
|
400.399.000
|
517.114.000
|
LABA KOTOR
|
Rp 223.601.000
|
Rp 294.086.000
|
Biaya operasi :
|
|
|
Biaya penjualan*
|
Rp 85.800.000
|
Rp 111.540.000
|
Biaya administrasi**
|
31.200.000
|
40.560.000
|
TOTAL BIAYA
OPERASI
|
Rp 117.000.000
|
Rp
152.100.000
|
LABA BERSIH
|
Rp 106.601.000
|
Rp
141.986.000
|
*Biaya penjualan :
- Juni
= (penjualan Jun 78.000 x Rp 300) + (10% x Rp 624.000.000) =
Rp 85.800.000
- Juli = (penjualan Jul 101.400 x Rp 300) + (10% x Rp 811.200.000) =
Rp 11.540.000
*Biaya administrasi :
- Juni = 5% x Rp 624.000.000 = Rp 31.200.000
- Juli = 5% x Rp 811.200.000 = Rp 40.560.000
CONTOH ANGGARAN OPERASIONAL (untuk Pabrik)
Rencana Penjualan
Barat
|
350
|
500
|
750
|
Tengah
|
500
|
800
|
900
|
Timur
|
500
|
700
|
1.000
|
Persed awal Brg Jadi 5.600
Persed Akhir Brg Jadi 4.700 5.500 6.000
Persediaan awal bahan
baku
ditetapkan sebesar 25 % dari kebutuhan bulan
ybs
Biaya
Tetap (BOP) Per
bulan
Bahan tdk langsung 2.000.000
Upah Tidak langsung 900.000
Supervisi
1.250.000
Peparasi&Perawatan 450.000
Energi 980.000
Penyusutan 2.000.000
Asuransi
650.000