Jumat, 24 April 2015

Resep Cup Cake Almond Susu



Cup Cake Almond Susu 

BAHAN :
100 gram margarin .                                        85 gram gula halus                           2 butir telur ayam
25 gram almond bubuk                                  25 gram susu bubuk instan          85 gram tepung terigu
25 gram air                                                          ½ sdt baking powder                      8 buah cup paper

CARA MEMBUAT       :
1.      Kocok margarin dan gula halus sampai lembut. Masukkan telur satu per satu sambil dikocok sampai lembut.
2.      Masukkan susu bubuk, kocok rata. Maukkan tepung terigu, almond bubuk dan baking powder, aduk rata.
3.      Tuang air, aduk rata.
4.      Tuang adonan dalam cup paper hingga ¾ penuh
5.      Panggang dalam oven dengan suhu 185 derajat celcius sampai matang, angkat, biarkan uap panas hilang. Keluarkan dari cup paper, oles atasnya dengan butter cream warna putih.

" Selamat Mencoba "

cup cake almond susu

STUDI KASUS MASTER BUDGETING



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Dalam pengelolaan perusahaan,manajemen menetapkan tujuan dan sasaran dan kemudian membuat rencana kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Perusahaan menyusun anggaran induk (master budget) yang dapat dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional terdiri atas anggaran penjualan sampai anggaran (proforma) laba rugi. Adapun anggaran keuangan terdiri atas anggaran neraca dan anggaran (proforma) neraca.
Perusahaan umumnya menyusun anggaran untuk keseluruhan kegiatan operasional yang dijalankan, seperti kegiatan penjualan, produksi, pemasaran, dan administrasi. Anggaran induk adalah gabungan dari seluruh anggaran yang disusun oleh perusahaan setiap tahunnya.
Tujuan dan sasaran tersebut akan dicapai apabila ditunjang oleh kebijakan-kebijakan yang terarah dan perencanaan matang. Perencanaan merupakan pedoman tentang kegiatan yang akan dilakukan dimasa yang akan datang. Perencanaan dirumuskan untuk menggambarkan apa yang ingin dicapai dan bagaimana mencapai tujuan tersebut. Perusahaan dalam perencanaan yang digambarkan dalam angka-angka dan ukuran tertentu disebut dengan istilah anggaran.
Anggaran (budget) merupakan alat pengawasan dibidang keuangan yang digunakan oleh perusahaan yang berorientasi pada laba maupun non laba. Bagi suatu perusahaan, penyusunan anggaran merupakan alat yang dipakai untuk membantu aktivitas kegiatannya agar lebih terarah, misalnya untuk alat perencanaan, alat pengendalian, dan lainnya. Dengan menggunakan data-data anggaran, maka perkembangan perusahaan akan dapat dipelajari dengan teliti dan berkesinambungan.



A.    Rumusan Masalah
Penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.   Apa itu studi kasus ?
2.   Apa pengertian master budget ?
3.   Bagaimana studi kasus dalam master budget ?

C.  Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.   Pengertian studi kaus ;
2.   Pengertian master budget ;
3.   Analisis studi kasus master budget ;

D.  Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis  maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep penelitian tentang studi kasus mater budget.
Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.   Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan  konsep keilmuan khususnya tentang studi kasus master budget;
2.   Pembaca, sebagai media informasi tentang analisis studi kasus master budget.



E.  Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan konprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisi isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam tema konteks tema makalah.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.       Pengertian Studi Kasus
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.
Pendapat lain menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu strategi riset, penelaahan empiris yang menyelidiki suatu gejala dalam latar kehidupan nyata. Strategi ini dapat menyertakan bukti kuatitatif yang bersandar pada berbagai sumber dan perkembangan sebelumnya dari proposisi teoretis. Studi kasus dapat menggunakan bukti baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian dengan subjek tunggal memberikan kerangka kerja statistik untuk membuat inferensi dari data studi kasus kuantitatif.[2][3].
Seperti halnya pada tujuan penelitian lain pada umumnya, pada dasarnya peneliti yang menggunakan metoda penelitian studi kasus bertujuan untuk memahami obyek yang ditelitinya. Meskipun demikian, berbeda dengan penelitian yang lain, penelitian studi kasus bertujuan secara khusus menjelaskan dan memahami obyek yang ditelitinya secara khusus sebagai suatu ‘kasus’. Berkaitan dengan hal tersebut, Yin (2003a, 2009) menyatakan bahwa tujuan penggunaan penelitian studi kasus adalah tidak sekedar untuk menjelaskan seperti apa obyek yang diteliti, tetapi untuk menjelaskan bagaimana keberadaan dan mengapa kasus tersebut dapat terjadi. Dengan kata lain, penelitian studi kasus bukan sekedar menjawab pertanyaan penelitian tentang ‘apa’ (what) obyek yang diteliti, tetapi lebih menyeluruh dan komprehensif lagi adalah tentang ‘bagaimana’ (how) dan ‘mengapa’ (why) obtek tersebut terjadi dan terbentuk sebagai dan dapat dipandang sebagai suatu kasus. Sementara itu, strategi atau metoda penelitian lain cenderung menjawab pertanyaan siapa (who), apa (what), dimana (where), berapa (how many) dan seberapa besar (how much).

B.    Pengertian Master Budget
Anggaran induk (master budget), atau perencanaan laba (profit plan), adalah serangkaian anggaran  komprehensif yang mendetail yang meliputi semua tahapan dari sebuah organisasi yang dioperasikan untuk jangka waktu tertentu. Anggaran induk (master budget) ini terdiri dari banyak anggaran terpisah, atau jadwal, yang saling bergantung, yang terdiri dari :
·            Anggaran operasional (operational budget), menjelaskan aktivitas yang menghasilkan pendapatan untuk perusahaan : penjualan, produksi, dan persediaan barang. Anggaran operasi terdiri dari laporan laba rugi yg dianggarkan serta beberapa data pendukung :
·              Anggaran keuangan (financial budget), merinci aliran masuk dan keluar kas serta posisi keuangan secara umum. Oleh karena banyak aktivitas keuangan yang tidak dapat diketahui hingga anggaran operasional diketahui,
Anggaran Operasi
Anggaran Keuangan
Angg. Penjualan
Anggaran pengeluaran modal
Angg. Produksi
Anggaran Kas
Angg. Bhn.  Baku Langsung
Laporan Laba Rugi dianggarkan
Angg. Tenaga Kerja Lgs
Neraca Dianggarkan.
Angg. Overhead pabrikasi

Angg. Persed. Akhir Barang Jadi.

Angg. Beban Penjualan  & Adm.


u Anggaran Operasional :
1.    Anggaran Penjualan
Yakni merupakan skedul rinci yang memperlihatkan penjualan yang diharapkan untuk periode yang akan datang. Anggaran penjualan berasal dari estimasi permintaan (dan kesanggupan untuk memasok) akan produk perusahaan pada harga tertentu.

2.   Anggaran Produksi (Production Budget)
Yakni merupakan skedul rinci yang mengidentifikasi produk atau jasa yang harus dihasilkan atau disediakan utnuk meraih penjualan yang dianggarkan dan kebutuhan persediaan.

3.   Anggaran Bahan Baku Langsung
Bahan baku merupakan bahan langsung, yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Bahan baku biasanya mudah ditelusuri dalam suatu produk dan harganya relative tinggi dibandingkan dengan bahan pembantu.Adapun dasar penyusunan anggaran bahan baku bersumber dari anggaran produksi, rencana persediaan bahan baku, dan standar bahan baku dipakai. Formula yang dipergunakan untuk menyusun anggaran bahan baku sebagai berikut :
Pembelian bahan baku  
Persediaan bahan baku awal                                                                                                                                                                                               
xx unit @ Rp xx  = Rp xxx
 xx unit @ Rp xx  = Rp xxx    +
Bahan baku tersedia
Persediaan bahan baku akhir
xx unit @ Rp xx  = Rp xxx
xx unit @ Rp xx  = Rp xxx     -                 
Bahan baku dipakai
xx unit @ Rp xx  = Rp xxx

Setelah menetukan jumlah produksi barang jadi perusahaan harus menghitung jumlah sekaligus biaya bahan baku yang diperlukan untuk menunjang kegiatan produksi. Anggaran bahan baku yang disususn oleh perusahaan pada dasarnya terdiri atas dua jenis anggaran yaitu:
-          Anggaran pemakaian  bahan baku yang menentukan jumlah dan nilai bahan baku yang diperlukan untuk kegiaatn produksi dalam satu periode anggaran.
-          Anggaran pembelian bahan baku yang menetukan jumlah bahan baku yang akan dibeli dan harga pembeliannya dalam satu periode anggaran.


4.   Anggaran Tenaga Kerja
Menunjukkan total jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dan biaya yang berhubungan dengan jumlah unit dalam anggaran produksi. Anggaran Jam tenaga kerja langsung ditentukan oleh hubungan antara tenaga kerja dan outputnya.

5.   Anggaran Overhead Pabrik
Anggaran overhead Pabrikasi (manufacturing oaverhead budget) merupakan skedul rinci taksiran biaya pabrikasi, selain biaya bahan biaya langsung, yang harus dikeluarkan untuk memenuhi ekspektasi produksi di masa yang akan datang. Biaya overhead harus dipilih pilih berdasarkan biayanya untuk tujuan penyusunan anggaran, dan di buat tariff overhead yang ditentukan di muka. Anggaran Overhead Pabrikasi mempunyai 2 tujuan, yaitu:
a. mengintegrasikan anggaran biaya overhead yang disusun oleh manajer produksi dan departemen jasadan,
b. menghitung tariff overhead pabrikasi untuk priode akutansi yang akan datang.

6.   Anggaran Persedian Akhir Barang jadi
Setelah anggaran penjualan hingga ke anggaran overhead pabrikasi selesai disusun, kini tersedia data yang memadai untuk menghitung   biaya pokok barang jadi. komputasi itu diperlukan karena dua sebab:
a.  Untuk mengetahui seberapa banyak yang akan di bebankan ke biaya pokok penjualan pada laporan laba rugi dianggarkan.
b. Untuk mengetahui berapa besar yang akan di laporkan pada rencana untuk pos barang yang belum terjual.
   Nilai rupiah unit barang yang belum terjual yang di rencanakan ada di tangan perusahaan yang dihitung dalam anggaran persediaan akhir barang jadi (ending finished goods inventory budget).
7..Anggaran Beban Penjualan & Administrasi
Anggaran beban penjualan dan adm berisi daftar antisipasi prediksi beban dalam bidang selain pabrikasi yang akan dikeluarkan dalam periode anggaran. Beban penjualan adalah biaya-biaya promosi, penjualan, dan pengiriman produk kepada pelanggan.  Beban administrasi adalah biaya yang berkaitan dengan aktivitas seperti pemberian arahan umum bagi perushaan dan penyediaan jasa bagi personalia.

u Anggaran Keuangan

1.    Anggaran Kas
Anggaran kas merupakan suatu cara yang efektif dalam merencanakan dan mengendalikan arus kas, menilai kas yang dibutuhkan dan menggunakan kelebihan kas yang ada secara efektif pula. Anggaran kas merupakan alat utama untuk membuat estimasi keuangan jangka pendek. Tujuan utama di dalam penyusunan anggaran kas adalah untuk merencanakan atau menentukan kegiatan operasional perusahaan sebagai dasar untuk menentukan optimalisasi kas dimasa yang akan datang.

2.   Anggaran Rugi-Laba
Bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada satu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur  pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.

3.   Anggaran Neraca
Laporan yang berisi harta, utang dan modal perusahaan pada suatu saat tertentu. Harta yang disajikan dalam neraca disusun berdasarkan likuiditas, yaitu tingkat kecepatan harta tersebut menjadi uang, dalam kegiatan perusahaan. Sedangkan utang disusun atas jangka waktu pembayaran. Dan modal disusun berdasarkan tingkat kekekalan/lamanya bertahan dalam perusahaan.


4.      Anggaran Pengeluaran Modal
pengalokasian modal adalah proses keputusan simultan mengenai berapa besar dan dari mana sumber daya akan diperoleh serta dikeluarkan untuk penggunaan dimasa yang akan datang, khususnya dalam produksi barang dan jasa dimasa yang datang.

C. Contoh Studi Kasus Master Budget
SOAL I : Anggaran Penjualan
PT. PRATAM JAYA, yang bergerak dalam bisnis makanan anak, memiliki data penjualan tahunan sebagaimana tertera pada Tabel. 2.1
Penjualan minuman  Anak PT. ARJUNA JAYA tahun 2003-2007
Tahun
Jumlah Penjualan (juta unit)
2003
140
2004
148
2005
157
2006
160
2007
169
Terhadap data penjualan PT. PRATAMA JAYA, tersebut dapat dibuat forecast penjualan untuk tahun 2008 dan seterusnya dengan menggunakan beberapa metode yang disebutkan sebelumnya, berikut akan diberikan ilustrasi pemakaian metode trend moment.
. Metode Trend Moment
Metode trend moment merupakan analisis yang dapat digunakan untuk keperluan peramalan dengan membentuk persamaan : Y = a + b X sebagaimana telah diulas pada Metode rend semi Average.
Dalam enerapannya metode ini tidak mensyaratkan jumlah data harus genap. Perbedaan dengan Metode trend semi Average terletak pada pemberian score nilai X nya. Dalam hal ini pemberian score X dimulai dari 0,1,2 dst. Berikut akan diberikan ilustrasi penerapan metode ini untuk data penjualan PT. PRATAMA JAYA sebagaimana tertera pada tabel 2.1
Tahun
Y
X
XY
X2
2003
140
0
0
0
2004
148
1
148
1
2005
157
2
314
4
2006
160
3
480
9
2007
169
4
676
16
S
774
10
1.618
30
Dalam mencari koefisien a dan b digunakan persamaan :
S Y = n . a + b. SX
SXY = a. SX + b. SX2
Keterangan : n = banyaknya pasangan amatan x,y = 5
Selanjutnya terhadap persamaan-persamaan yangterbentuk dapat dicari penyelesainnya melalui metode eliminasi ataupun metode substitusi sebagaimana ditunjukkan dalam contoh berikut :
I. 774 = 5.a + b (10) [ x2 ]
II. 1.618 = 10 . a + b 30[ x1 ]
1548= 10 a + 20 b
1.618 = 10.a + 30 b (-)
- 70 = - 10 b  b = 7
Substitusikan
b = 7 (I) 774 = 5 a + 10 (7)
5a = 774 - 70 = 704
a = 704 / 5 = 140,8
maka persamaan trendnya : Y = 149,8 + 7 (X)
forecast penjualan untuk tahun 2000 ;
Y = 154,8 + 7 (3) = 175,8

SOAL II :

Berikut data unt menyusun operating budget bulan Juni & Juli 2010 pada PT.ALIYA  :

·         Selama Mei 2010 dpt menjual 60.000 unit Produk dan diharapkan akan selalu meningkat 30% pada bulan berikutnya, dg harga jual Rp 8.000 per unit.

·         Persediaan produk jadi per 31 Mei 2010 adalah 15.000 unit. Diharapkan persediaan akhir produk jadi sebesar 20% dari unit penjualan bulan yang lalu.

·         Untuk memproduksi per unit produk dibutuhkan 0,35 liter Bahan A seharga Rp 3.000/liter dan 0,15 liter Bahan B seharga Rp 7.000/liter.

·         Persediaan bahan per 31 Mei 2010 adalah 8.000 unit Bahan A dan 2.000 unit Bahan B. Diharapkan persediaan akhir bahan sebesar pemakaian unt memproduksi 30% unit penjualan bulan bersangkutan.

·         Untuk memproduksi per unit produk dibutuhkan jam 0,20 jam kerja buruh langsung di Dept. Processing dg upah Rp 7.000/jam dan 0,10 jam kerja buruh langsung di Dept. Finishing  dg upah Rp 3.000/jam.

·         Biaya overhead variabel dibebankan ke produk dg tarip Rp 4.000 per jam kerja buruh langsung dan biaya overhead tetap dianggarkan sebesar Rp 10.000.000 per bulan.

·         Biaya penjualan variabel Rp 300 per unit penjualan, sedang biaya penjualan tetap dan biaya administrasi tetap dianggarkan masing-masing 10% dan 5% dari penjualan.

Diminta : susunlah operating budget untuk  bulan Juni & Juli 2010 sbb :

a)      Sales budget
b)      Units production budget
c)      Units direct material usage budget
d)     Direct material purchases budget
e)      Direct materials cost budget
f)       Direct labor cost budget
g)      Factory overhead cost budget
h)      Unit cost of ending finished goods inventory budget
i)        Cost of goods sold budget
j)        Projected income statement





JAWAB SOAL II :


PT. ALIYA
Anggaran Penjualan – Bulan Juni dan Juli 2010

JUNI
JULI
Unit pPenjualan*
78.000 Unit
101.400 Unit
Harga per unit
Rp 8.000
Rp 8.000
TOTAL PENJUALAN
Rp 624.000.000
Rp 811.200.000

* Unit penjualan meningkat 30% pada bulan berikutnya
·         Unit penjualan Jun = 130% x 60.000 U = 78.000 U
·         Unit penjualan Jul = 130% x 78.000 U = 101.400 U


PT. ALIYA
Anggaran Produksi – Bulan Juni dan Juli 2010

JUNI
JULI
Unit penjualan
78.000 Unit
101.400 Unit
Unit persediaan akhir yg diharapkan*
12.000 Unit
15.600 Unit
Total unit yg dibutuhkan
90.000 Unit
117.000 Unit
Unit persediaan awal
(15.000) Unit
(12.000) Unit
UNIT YG DIPRODUKSI
75.000 Unit
105.000 Unit

* Unit persediaan akhir produk jadi = 20% x unit penjualan bualn lalu
·         Unit persediaan 30 Jun = 20% x penjualan Mei 60.000 U = 12.000 U
·         Unit persediaan 31 Jul = 20% x penjualan Jun 78.000 U = 15.600 U


PT. ALIYA
Anggaran Pemakaian Bahan – Bulan Juni dan Juli 2010

JUNI
JULI
BAHAN A :


Unit produksi
75.000 Unit
105.000 Unit
Pemakaian per unit
0,35 liter
0,35 liter
PEMAKAIAN BAHAN A UNT PRODUKSI
26.250 liter
36.750 liter

BAHAN B :


Unit produksi
75.000 Unit
105.000 Unit
Pemakaian per unit
0,15 liter
0,15 liter
PEMAKAIAN BAHAN B UNT PRODUKSI
11.250 liter
15.750 liter




PT. ALIYA
Anggaran Pembelian Bahan – Bulan Juni dan Juli 2010

JUNI
JULI
BAHAN A :


Total pemakaian Bahan A untuk produksi
26.250 liter
36.750 liter
Unit persediaan akhir yg diharapkan*
5.460 liter
7.098 liter
Total unit yg dibutuhkan
31.710 liter
43.848 liter
Unit persediaan awal
(8.000) liter
(5.460) liter
UNIT YG DIBELI
23.710 liter
38.388 liter
Harga pokok per liter
Rp 3.000
Rp 3.000
Harga pokok pembelian BAHAN A
Rp  71.130.000
Rp 115.164.000

BAHAN B :


Total pemakaian Bahan B untuk produksi
11.250 liter
15.750 liter
Unit persediaan akhir yg diharapkan*
2.340 liter
3.042 liter
Total unit yg dibutuhkan
13.590 liter
18.792 liter
Unit persediaan awal
(2.000) liter
(2.340) liter
UNIT YG DIBELI
11.590 liter
16.452 liter
Harga pokok per liter
Rp 7.000
Rp 7.000
Harga pokok pembelian BAHAN B
Rp  81.130.000
Rp 115.164.000
TOTAL BIAYA PEMBELIAN BAHAN
Rp 152.260.000
Rp 230.328.000


Unit persediaan akhir bahan = pemakain x 20% x unit penjualan bulan bersangkutan
# BAHAN A :
·         Unit persediaan 30 Jun = 0,35 liter x 20% x penjualan Jun 78.000 U = 5.460 liter
·         Unit persediaan 31 Jul = 0,35 liter x 20% x penjualan Jul 101.400 U = 7.098 liter


# BAHAN B :
  • Unit persediaan 30 Jun = 0,15 liter x 20% x penjualan Jun 78.000 U = 2.340 liter
  • Unit persediaan 31 Jul = 0,15 liter x 20% x penjualan Jul 101.400 U = 3.042 liter


PT. ALIYA
Anggaran Biaya Bahan – Bulan Juni dan Juli 2010

JUNI
JULI
BIAYA BAHAN A :


Total pemakaian Bahan A untuk produksi
26.250 liter
36.750 liter
Harga pokok per liter
Rp 3.000
Rp 3.000
Total biaya BAHAN A
Rp 78.750.000
Rp 110.250.000

BIAYA BAHAN B :


Total pemakaian Bahan B untuk produksi
11.250 liter
15.750 liter
Harga pokok per liter
Rp 7.000
Rp 7.000
Total biaya BAHAN B
Rp 78.750.000
Rp 110.250.000
TOTAL BIAYA BAHAN
Rp 157.500.000
Rp 220.500.000

PT. ALIYA
Anggaran Biaya Buruh Langsung  – Bulan Juni dan Juli 2010

JUNI
JULI
DEPT. PROCESSING


Unit produksi
75.000 Unit
105.000 Unit
Jam kerja langsung per unit
0,20 jam
0,20 jam
Total jam kerja langsung
 15.000 Jam
21.000 Jam
Upah per jam
Rp 7.000
Rp 7.000
Total biaya buruh langsung DEPT. PROCESSING
Rp 105.000.000
Rp 147.000.000

DEPT. FINISHING


Unit produksi
75.000 Unit
105.000 Unit
Jam kerja langsung per unit
0,10 jam
0,10 jam
Total jam kerja langsung
7.500 Jam
10.500 Jam
Upah per jam
Rp 3.000
Rp 3.000
Total biaya buruh langsung DEPT. FINISHING
Rp 22.500.000
Rp 31.500.000
TOTAL BIAYA BURUH LANGSUNG
Rp 127.500.000
Rp 178.500.000



PT. ALIYA
Anggaran Biaya Overhead Pabrik  – Bulan Juni dan Juli 2010

JUNI
JULI
BIAYA OVERHEAD VARIABEL


Total jam kerja langsung Dept. Processing
 15.000 Jam
7.500 Jam
Total jam kerja langsung Dept. Finishing
7.500 Jam
10.500 Jam
Total jam kerja langsung
22.500 jam
31.500 jam
Tarip overhead variabel per jam kerja langsung
Rp 4.000
Rp 4.000
Total biaya overhead variabel
Rp 90.000.000
Rp 126.000.000
Total biaya overhead tetap
   10.000.000
   10.000.000
TOTAL BIAYA OVERHEAD
Rp 100.000.000
Rp 136.000.000


PT. ALIYA
Anggaran Biaya Barang Jadi Per Unit – Bulan Juni dan Juli 2010

JUNI
JULI
Total biaya bahan
Rp 157.500.000
Rp 220.500.000
Total biaya buruh langsung
      127.500.000
      178.500.000
Total biaya overhead pabrik
      100.000.000
      136.000.000
TOTAL BIAYA PRODUKSI
Rp 385.000.000
Rp 535.000.000
Unit produksi
(:)   75.000 unit
(:)  105.000 unit
BIAYA PRODUKSI PER UNIT
Rp 5.133
Rp 5.095


PT. ALIYA
Anggaran Harga Pokok Penjualan  – Bulan Juni dan Juli 2010

JUNI
JULI
TOTAL BIAYA PRODUKSI
Rp 385.000.000
Rp 535.000.000
Harga pokok persediaan awal*
        76.995.000
        61.596.000
Harga pokok produk tersedia dijual
 Rp 461.995.000
Rp 596.596.000
Harga pokok persediaan akhir**
          (61.596.000)
       (79.482.000)
HARGA POKOK PENJUALAN
Rp 400.399.000
Rp 517.114.000

* Harga pokok persediaan awal :
  • Persediaan awal Jun = Persediaan akhir Mei = 15.000 unt x HP Mei Rp 5.133 = Rp  76.995.000
  • Persediaan awal Jul = Persediaan akhir Jun = 12.000 unit x  HP Jun  Rp 5.133 =
Rp 61.596.000
** Harga pokok persediaan akhir :
  • Persediaan akhir Jun = 12.000 unit x  HP Jun Rp 5.133 = Rp 61.596.000
  • Persediaan akhir Jul = 18.000 unit x  HP Jul Rp 5.095 = Rp 79.482.000
PT. ALIYA
Proyeksi Laporan Laba Rugi  – Bulan Juni dan Juli 2010

JUNI
JULI
Total penjualan
Rp  624.000.000
Rp  811.200.000
Harga pokok penjualan
      400.399.000
      517.114.000
LABA KOTOR
Rp  223.601.000
Rp 294.086.000
Biaya operasi :


Biaya penjualan*
  Rp   85.800.000
   Rp  111.540.000
Biaya administrasi**
         31.200.000
          40.560.000
TOTAL BIAYA OPERASI
Rp  117.000.000
Rp   152.100.000
LABA BERSIH
 Rp 106.601.000
Rp    141.986.000

*Biaya penjualan :
  • Juni = (penjualan Jun 78.000 x Rp 300) + (10% x Rp 624.000.000) =
Rp 85.800.000
  • Juli = (penjualan Jul 101.400 x Rp 300) + (10% x Rp 811.200.000) =
Rp 11.540.000
*Biaya administrasi :
  • Juni = 5% x Rp 624.000.000 = Rp 31.200.000
  • Juli = 5% x Rp 811.200.000 = Rp 40.560.000

CONTOH ANGGARAN OPERASIONAL (untuk Pabrik)
Rencana Penjualan

Januari
Februari
Maret

 

Barat
350
500
750
Tengah
500
800
900
Timur
500
700
1.000


Januari
Februari
Maret
Persed awal  Brg Jadi                        5.600
Persed Akhir Brg Jadi                        4.700               5.500            6.000

Persediaan awal bahan baku ditetapkan sebesar  25 % dari kebutuhan bulan ybs

Biaya Tetap (BOP)                              Per bulan

Bahan tdk langsung                                 2.000.000
Upah Tidak langsung                                  900.000

Supervisi                                                 1.250.000
Peparasi&Perawatan                                  450.000
Energi                                                       980.000

Penyusutan                                              2.000.000
Asuransi                                                     650.000






Biaya Overhead Variabel (BOP)

 (Per jam kerja)

Upah Tidak langsung                                      300
PPh ps 21                                                          30
Energi                                                              250
Biaya Tetap (Non produksi)
Per bulan


Gaji direksi

2.500.000

Gaji penjualan

1.400.000

Administrasi umum

1.300.000
Biaya Variabel (Non Produksi)

dasar tarif
Komisi
7,00%
dari penjualan
Iklan
4,00%
dari penjualan
diskon penjualan tunai
2,50%
dari penjualan

Harga jual produk (Brg Jadi)

90.000

per unit

Harga beli Bahan baku

18.000

per unit
Konsumsi Bahan dan Jam kerja la
Bahan baku
ngsung per unit
1,8
produk unit
Upah langsung
3
jam
Tarip upah langsung
3.500
per jam

Saldo kas per 1 Januari 2009 , Rp.

30.000.000

Rupa-rupa                                                         50


















  • 60%dari Penjualan bulanan adalah penjualan tunai dengan potongan 2,5 %dan 40% sisanya dibayar didalam bulan kedua setelah penjualan.
  • Saldo Piutang 1 januari berasal dari penjualan bulan Desember 2008  Pembelian bahan dilakukan syarat n/30 ( Pembelian Bulan Januari akan dibayar dalam bulan Februari dst.) Utang dangang per 1 januari  09 berasal dari pembelian Bulan Desember 2008 dan dilunasi dalam bulan Januari.

  • Premi asuransi dibayar untuk 1 tahun dimuka setiap tanggal 1 Maret sebesar Rp. 7.800.000  ( 12 bln @Rp.650.000).
  • Pajak terhutang tgl 1 Januari merupakan pajak rampung  thn 2008 dan harus dilunasi dalam bulan Januari 2009.  
  • Pajak penghasilan bulanan tahun 2009 akan bayar dengan angsuran MPS-Masa tahun 2009 adalah  5% dari penjualan Kotor bulanan.
  • Pajak atas penghasilan Januari disetor melalui kas pada bulan Februari. Dst





NERACA  PER 1 JANUARI
  2009                                          



AKTIVA LANCAR:



Kas

30.000.000


Piutang dagang

45.000.000

Persediaan:



Bahan Baku

3.645.000


Barang Jadi

272.427.750


Asuransi byr dimuka

        1.300.000  




352.372.750
AKATIVA TETAP



Bangunan dan Mesin

60.000.000


Akumulasi Penyusutan

   (18.000.000)  




    42.000.000  

TOTAL AKTIVA


  394.372.750  

UTANG DAN MODAL


UTANG  JANGKA PENDEK



Utang dagang

14.580.000


Utang Pajak

      22.168.000  




36.748.000

Modal saham

300.000.000


Laba ditahan

      57.624.750  




  357.624.750  

TOTAL  UTANG DAN MODAL


  394.372.750  



Diminta : Buatlah  Anggaran Induk untuk periode Januari-Februari-Maret
2009



MASTER BUDGET  (ANGGARAN INDUK)




Anggaran Penjualan Kuartal 1 tahun 2009   (dalam unit)
Wilayah
Januari
Februari
Maret
Total

Barat Tengah Timur

350
500
500

500
800
700

750
900
1.000

1.600
2.200
2.200

1.350

2.000

2.650

6.000

 
















Anggaran Penjualan Kuartal 1 tahun 2009   (dalam Rp.)
Wilayah
Januari
Februari
Maret
Total

Barat Tengah Timur

31.500.000

45.000.000

45.000.000

45.000.000

72.000.000

63.000.000

67.500.000

81.000.000

90.000.000

144.000.000

198.000.000

198.000.000

121.500.000

180.000.000

238.500.000

540.000.000



Keterangan
Januari
Februari
Maret
Total

Penjualan Persed. Akhir Total Kebutuhan Persed.Awal
Jumlah Produksi

1.350
4.700

2.000
5.500

2.650
6.000

6.000
6.000
                  6.050
                   5.600



                    7.500
                    4.700
                   8.650
                   5.500
    12.000
      5.600

450

2.800

3.150

6.400

 
Anggaran Produksi kuartal 1 tahun 2009  (dalam unit)




Anggaran Pembelian Bahan
Keterangan
Januari
Februari
Maret
Total

Produksi Pemakaian/ unit Kebutuhan Prod
Persed akhir




Persed awal Pembelian Harga per unit
Tot Pembelian

450

1,8

2.800

1,8

3.150

1,8

6.400

1,8

810

1.260

5.040

1.418

5.670

1.418

11.520

1.418

2.070

203

6.458

1.260

7.088

1.418

12.938

203

1.868

18.000

5.198

18.000

5.671

18.000

12.736

18.000

33.615.000

93.555.000

102.069.000

229.239.000






Anggaran Pemakaian bahan
Keterangan
Januari
Februari
Maret
Total

Kebutuhan Prod

Harga Per unit Pemakaian Bahan

810

18.000

5.040

18.000

5.670

18.000

11.520

18.000

14.580.000

90.720.000

102.060.000

207.360.000

Keterangan
Januari
Februari
Maret
Total

Produksi
Jam kerja / unit

Total jam kerja
  Tarif
Total Biaya T
kerja

450
3

2.800
3

3.150
3

6.400
3

1.350

3.500

8.400

3.500

9.450

3.500

19.200

3.500

4.725.000

29.400.000

33.075.000

67.200.000

 
Anggaran Biaya Tenaga kerja




Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Keterangan
Januari
Februari
Maret
Total
BOP Variabel Upah Tidak langsung

PPh ps 21

Energi

Rupa-rupa

Total BOP Var


405.000

40.500

337.500

67.500


2.520.000

252.000

2.100.000

420.000


2.835.000

283.500

2.362.500

472.500


5.760.000

576.000

4.800.000

960.000

850.500

5.292.000

5.953.500

12.096.000
BOP Tetap:


2.000.000

900.000

1.250.000

450.000

980.000


2.000.000

900.000

1.250.000

450.000

980.000


6.000.000

2.700.000

3.750.000

1.350.000

2.940.000

6.000.000

1.950.000

Bahan tdk langsung Upah Tidak langsung

Supervisi Peparasi&Perawatan Energi
Penyusutan

Asuransi

Total BOP Tetap

Total BOP

2.000.000

900.000

1.250.000

450.000

980.000

2.000.000

2.000.000

2.000.000

650.000

650.000

650.000

8.230.000

8.230.000

8.230.000

24.690.000

9.080.500

13.522.000

14.183.500

36.786.000






Anggaran Biaya produksi per unit:

Bahan langsung
32.400
Upah langsung
10.500
BOP Variabel
1.890
BOP Tetap
3.858
Hrg pokok / unit
48.648




Anggaran Beban Pokok Penjualan
Keterangan
Januari
Februari
Maret
Total
Bahan langsung Pered awal Pembelian


Persed akhir Pemakaian bahan Upah langsung B.Over head
Total B Produksi

Brg jadi awal

Brg Jadi akhir

Beban.Pokok Penj.


3.645.000

33.615.000


22.680.000

93.555.000


25.515.000

102.069.000


3.645.000

229.239.000

37.260.000

22.680.000

116.235.000

25.515.000

127.584.000

25.524.000

232.884.000

25.524.000

14.580.000

4.725.000

9.080.500

90.720.000

29.400.000

13.522.000

102.060.000

33.075.000

14.183.500

207.360.000

67.200.000

36.786.000

28.385.500

272.427.750

228.644.719

133.642.000

228.644.719

267.562.969

149.318.500

267.562.969

291.886.875

311.346.000

272.427.750

291.886.875

72.168.531

94.723.750

124.994.594

291.886.875




Keterangan
Januari
Februari
Maret
Total
Biaya Variabel
Komisi
Iklan
Diskon Penjualan



Biaya tetap Gaji direksi Gaji penjualan
Administrasi umum
Total B.Operasional
       
         8.505.000
4.860.000
        
          12.600.000
             7.200.000
         
          16.695.000
             9.540.000
       
        37.800.000
          21.600.000
           8.100.000
         1.822.500
            2.700.000
             3.577.500

15.187.500

22.500.000

29.812.500

67.500.000


2.500.000
1.400.000
         1.300.000


2.500.000
1.400.000
            1.300.000


2.500.000
1.400.000
            1.300.000


7.500.000
4.200.000
           3.900.000

5.200.000

5.200.000

5.200.000

15.600.000

20.387.500

27.700.000

35.012.500

83.100.000

 
Anggaran Beban Operasional (Non Pabrikasi)



Keterangan
Januari
Februari
Maret
Total

Penjualan
Beban Pokok Penj. Laba Kotor
Beban Operasional

Penjualan

Administrasi



Laba Operasi
Pajak 30%
Laba bersih

121.500.000

     72.168.531

180.000.000

94.723.750

238.500.000

124.994.594

540.000.000

291.886.875

     49.331.469

16.587.500

3.800.000

85.276.250

23.900.000

3.800.000

113.505.406

31.212.500

3.800.000

248.113.125

71.700.000

11.400.000

20.387.500

27.700.000

35.012.500

83.100.000

28.943.969
       8.683.191

57.576.250
        17.272.875

78.492.906
        23.547.872

165.013.125
       49.503.938

20.260.778

40.303.375

54.945.034

115.509.188

 
Anggaran Laba Rugi (Triwulan 1)





Keterangan
Januari
Februari
Maret
Total

Saldo awal
Penerimaan dari Penjualan  60% Penjualan  40%
Total Kas tersedia
Pengeluaran: Bahan Tenaga kerja
BOP Variabel: BOP Tetap:
Bahan tdk langsung  Upah Tidak langsung
Supervisi Peparasi&Perawatan Energi
Asuransi
B Pemasaran

B adm

Pajak
Jml Pengeluaran

Saldo Akhir

30.000.000

71.077.500
45.000.000

79.609.000

105.300.000
48.600.000

128.547.000

139.522.500
72.000.000

30.000.000

315.900.000
165.600.000

146.077.500

233.509.000

340.069.500

511.500.000

     14.580.000
       4.725.000

850.500
        2.000.000
          900.000
        1.250.000
           450.000
          980.000


14.765.000

3.800.000

22.168.000

        33.615.000
        29.400.000

5.292.000
          2.000.000
             900.000
          1.250.000
             450.000
             980.000


        21.200.000

3.800.000

6.075.000

        93.555.000
        33.075.000

5.953.500
          2.000.000
             900.000
          1.250.000
             450.000
             980.000
         7.800.000

27.635.000

3.800.000

9.000.000

     141.750.000
       67.200.000

12.096.000
         6.000.000
         2.700.000
         3.750.000
         1.350.000
         2.940.000
         7.800.000

63.600.000

11.400.000

37.243.000

66.468.500

104.962.000

186.398.500

357.829.000

79.609.000

128.547.000

153.671.000

153.671.000

 
Anggaran  Kas





  NERACA PER 31 MARET  2009



AKTIVA LANCAR:



Kas

153.671.000


Piutang dagang

95.400.000

Persediaan:



Bahan Baku

25.524.000


Barang Jadi

291.886.875


Asuransi byr dimuka          

7.150.000  




573.631.875
AKATIVA TETAP


Bangunan dan
Mesin

60.000.000

Akumulasi
Penyusutan                   

(24.000.000)  




          36.000.000  

TOTAL AKTIVA


        609.631.875  

UTANG DAN MODAL

UTANG  JANGKA PENDEK


Utang dagang

102.069.000


Utang Pajak                     

34.428.938  




136.497.938

Modal saham

300.000.000


Laba ditahan                  

173.133.938  




        473.133.938  

TOTAL  UTANG DAN MODAL

        609.631.875  






BAB III
PENUTUP

A.    SIMPULAN
Dengan prediksi penjualan yang diterjemahkan ke dalam unit fisik dalam produksi, maka estimasi biaya produksi dapat dihitung. Anggaran produksi yang terperinci untuk anggaran dalam manufaktur untuk mengidentifikasikan biaya-biaya dengan produk dan dengan manajer yang bertanggung jawab. Pusat dari penerapan adalah anggaran operasi, yang terdiri dari skedul-skedul anggaran terperinci untuk penjualan, produksi, bebean komersil, laporan rugi laba, dan neraca.
Proses anggaran dan hubungan antar berbagai skedul anggaran didemostrasikan dengan ilustrasi rinci dari suattu anggaran operasi tahunan. Sedangkan rencana laba yang dikembangkan dan diterapkan secara wajar menyediakakn arah dan memfasilitasi koordinasi dari semua aktifitas.
Pusat dari penerapan adalah anggaran operasi, yang terdiri dari skedul-skedul anggaran terinci untuk penjualan, produksi, beban komersial, laporan laba rugi, dan neraca. Proses anggaran dan hubungan antar berbagai skedul anggaran didemonstrasikan dengan ilustrasi rinci dari suatu anggaran operasi tahunan.

B. SARAN
Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar manfaat dari pembahasan mengenai anggaran dapat memberikan wawasan positif. Dimana sisi positif dari uraian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan tentang anggaran tersebut.







DAFTAR PUSTAKA

Sadeli, Lili M dkk. AKUNTANSI MANAJEMEN Sistem, Proses dan pemecahan soal. 1997. Jakarta: Bumi Aksara

Supriyono. proses pengendalian manajemen. 2001. Yogyakarta : BPFE-yogyakarta

Simamora, henry. Akutansi manajemen edisi II. 2002. Jakarta selatan : UUP AMP YKPN.