Rabu, 07 Mei 2014

Pengembangan Keorganisasian Dan Peningkatan Hasil Karya


PENGEMBANGAN KEORGANISASIAN DAN PENINGKATAN HASIL KARYA
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Perilaku Organisasi

Description: F:\Unsil Color.JPG

oleh :

Kelompok 2
1.      Rosyidah Rifatul Miladiah                           (123403098)
2.      Asrie Nur Suciyani                                        (123403102)
3.      Yani Pitriyani                                                (123403118)
4.      Ryan Abdul Yazid                                        (123403156)
5.      Iganda Tuthus Kurniawan                          (123403165)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
2012







LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN



Makalah   ini telah diterima pada hari .............................., tanggal ............................

Oleh :

Dosen Mata Kuliah Perilaku Organisasi




R. Neneng Rina, S. E., M. M.












KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh swt. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Pengembangan Keorganisasian dan Peningkatan hasil karya”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah perilaku organisasi.
Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah, sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota organisasi. Pengembangan Organisasi merupakan program yang berusaha meningkatkan efektivitas keorganisasian dengan mengintegrasikan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan tujuan keorganisasian. Pernyatan  inilah yang menjadi faktor makalah yang kami susun. Dengan uraian isi makalah ini diharapkan menjadi suatu pengengetahuan.
Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Ibu Neneng., selaku dosen mata kuliah yang telah membantu kami selama penulisan makalah ini;
  2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi kami untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini;
  3. Semua pihak yang idak bias kami sebut satu per satu;

Semoga Alloh swt. Memberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknis penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bias memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin.

                                                                                              Tasikmalaya, 23 Desember 2013


                                                                                                                Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Berbicara tentang organisasi, senantiasa terkait dengan peranmanajemen dalam mengelola organisasi. Banyak sekalipertanyaan menarik yang timbul mengenai apakah unsurmanajerial membuat suatu perubahan di dalam organisasi?Benarkah ungkapan  bahwa meskipun gaji menarik diberikankepada manajer, organisasi dapat berjalan tanpa manajerial??Sesungguhnya bahasan utamanya bukan pada apakah manajermembuat perbedaan nyata pada  prestasi  organisasi, melainkanbagaimana seorang manajer dapat mencapai efektivitas darisetiap individu di dalam organisasi, efektivitas dalam kelompokdan pada akhirnya mencapai sinergisitas dan efektivitas di dalamorganisasi.Efektivitas merupakan salah satu indikator utama dalampenilaian kinerja.
Secara etimologi dapat diartikan sebagai usahamencapai tujuan secara tepat sasaran, dengan memperhatikanteknik-teknik manajerial yang ditujukan untuk meningkatkanefektivitas. Dan untuk dapat memahami dampak yang dapatditimbulkan dari teknik manajerial, secara otomatis harusterlebih dahulu mengenal dan memahami konsep-konseptentang efektivitas. Dengan pengetahuan yang komprehensif tentang teknik manajerial serta konsep-konsep yang berlakuterkait efektivitas, diharapkan dapat menjelaskan betapa sentraldan pentingnya peran manajer dalam mengelola suatu organisasisehingga pada akhirnya organisasi dapat berjalan dengan tepatsasaran menuju tujuan yang ingin dicapai.

B.     Rumusan Masalah
Penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.   Apa perubahan dan pengembangan organisasi ?
2.   Apa perencanaan strategi pengembangan organisasi ?
3.   Apa faktor- factor perubahan dan pengembangan organisasi ?
4.   Bagaimana tentang peningkatan hasil karya ?

C.  Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.   Perubahan dan pengembangan organisasi ;
2.   Perencanaan strategi pengembangan organisasi ;
3.   Faktor- factor perubahan dan pengembangan organisasi ;
4.   Peningkatan hasil karya ;

D.  Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis  maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep penelitian tentang peranan bank syariah terhadap perekonomian Indonesia..
Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.   Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan  konsep keilmuan khususnya tentang perkembangan keorganisasian;
2.   Pembaca, sebagai media informasi tentang peranan pengembangan keorganisasian dan peningkatan hasil karya.



E.  Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan konprehensif. Data teoritis dalam makalh ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisi isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam tema konteks tema makalah.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pengembangan dan Perubahan Organisasi
u Pengertian Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi adalah suatu  perspektif tentang perubahan sosial yang direncanakan dan yang dibina. Hal ini menyangkut inovasi yang menyiratkan perubahan kualitatif dalam norma, pola perilaku dalam hubungan perorangan dan hubungan kelompok dalam persepsi tujuan maupun metode. Pengembangan organisasi dapat dirumuskan sebagai perencanaan, penataan dan bimbingan dari organisasi baru atau yang disusun kembali;
(a) yang mewujudkan perubahan dalam nilai-nilai, teknologi fisik dan atau sosial,
(b). Menetapkan, mengembangkan dan melindungi hubungan-hubungan normatif dan pola-pola tindakan yang baru, dan
(c). Memperoleh dukungan dan kelengkapan dalam lingkungan tersebut.
Secara ringkas pengembangan organisasi mencakup juga penyusunan kembali struktur organisasi, dan berkaitan dengan keseluruhan faktor yang mempengaruhi tugas dan fungsi seluruh organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan organisasi atau mempengaruhi desain organisasi adalah faktor lingkungan eskternal dan internal organisasi.
Dengan demikian struktur organisasi baru dibentuk karena dipengaruhi oleh faktor internal dan external dimana organisasi eksis. Organisasi tidak berada dalam ruang isolasi. Organisasi harus menetapkan dan memelihara suatu  jaringan untuk tetap hidup dan berfungsi. Organisasi harus memelihara suatu jaringan hubungan pertukaran dengan sejumlah organisasi lain dimana organisai itu eksis dan melibatkan diri dalam transaksi-transaksi dengan maksud memperoleh dukungan, mengatasi perlawanan, pertukaran sumber daya, penataan lingkungan dan memindahkan sistem norma dan nilai. Yang sangat penting adalah strategi dan taktik/kiat, dimana kepemimpinan menyesuaikan diri atau melakukan adaptasi dalam lingkungan tersebut. Oleh karena itu suatu organisasi akan memiliki lima unsur yang mesti ada, yaitu:
  Kepemimpinan menunjuk pada kelompok orang yang secara aktif berkecimpung dalam merumuskan doktrin dan program dan yang mengarahkan pelaksanaan dan interaksinya dengan lingkungan. Unsur ini merupakan unsur yang paling kritis dalam pengembangan organisasi karena proses perubahan yang dilakukan dengan sengaja itu memerlukan manajamen yang intensif,
  Doktrin sebagai spesifikasi dari nilai-nilai, tujuan, dan metode operasional yang mendasari tindakan. Doktrin dipandang sebagai sederetan kebijakan yang memproyeksikan baik internal organisasi itu sendiri maupun eksternal dari seperangkat citra dan harapan harapan mengenai tujuan organisasi dan gaya-gaya tindakan,
  Program menunjuk kepada tindakan-tindakan tertentu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi dan jasa yang merupakan keluaran dari organisasi tersebut. Program merupakan terjemahan dari kebijakan kedalam pola tindakan yang nyata dan alokasi energi dan sumber daya lainnya baik internal maupun lingkungan eksternal,
  Sumber daya adalah masukan: keuangan, fisik, manusia, teknologi dan informasi. Pengerahan dan penyediaan sumber daya secara mantap dan dapat diandalkan mempengaruhi tiap segi kegiatan organisasi.
  Struktur intern menunjuk kepada struktur dan proses-proses yang diadakan untuk bekerjanya organisasi dan pemeliharaannya.

u Pengertian Perubahan Organisasi
Pengertian Perubahan Organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan,yang selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan telah berlaku dalam organisasi.
Pengembangan organisasi pada dasarnya merupakan perubahan terencana, dimana dalam perubahan tersebut terdapat fase-fase perubahan yang dimulai dengan:
            Menumbuhkan kebutuhan untuk perubahan pada kelompok sasaran
            Melahirkan hubungan perubahan antara kelompok sasaran dan pelaku perubahan,
            Menganalisis persoalan pada kelompok sasaran yang dilakukan bersama antara pelaku perubahan dan kelompok sasaran,
            Menetapkan tujuan perubahan pada kelompok sasaran,
            Melaksanakan rencana tindakan pada kelompok sasaran,
            Menstabilkan perubahan dan mencegah ketidakberlanjutan,
            Mengakhiri hubungan antara pelaku perubahan dengan harapan kelompok sasaran dapat mengembangkan diri.
Berdasarkan fase perubahan tersebut Kurt Lewin mengemukakan “Model Perubahan Tiga Langkah Lewin” yang intinya menjelaskan bahwa perubahan yang berhasil dalam organisasi mengikuti tiga langkah:
(1) Pelelehan status quo adalah upaya perubahan untuk mengatasi tekanan, baik dari keengganan  individu atau kelompok sasaran;
(2) gerakan bertindak untuk pindah atau transformasi pada keadaan baru;
(3) pembekuan ulang yaitu pemantapan intervensi perubahan dengan menyeimbangkan kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat/penahan.
Banyak model perubahan organisasi yang mengarah kepada pengembangan organisasi seperti banyak dicuplik LAN dalam buku Teknik Penyusunan Organisasi Berbasis Kinerja. Berdasarkan model-model perubahan tersebut maka dalam melakukan perubahan organisasi untuk mengembangkan organisasi diperlukan persiapan. Tahap-tahap persiapan dalam perubahan organisasi, seperti dicantumkan dalam tabel berikut :
Tabel  1 Tahap Persiapan Perubahan Organisasi
Tahap 1
Menentukan jenis perubahan organisasi, apakah perubahan dilakukan secara: adapative, innovativeatau radical innovative change
Tahap 2
Menentukan kebutuhan kebutuhan yang diperlukan dalam rangka perubahan
Tahap 3
Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan internal organisasi dalam menghadapi perubahan.
Tahap 4
Memperhitungkan pengaruh perubahan terhadap kemungkinan yang timbul.
Tahap 5
Mengidentifikasi perubahan perubahan organisasi yang perlu dilakukan.
Tahap 6
Mendesain organisasi berkinerja tinggi: Pendekatan struktural.
Tahap 7
Mendisain organisasi berkinerja tinggi: Pendekatan Budaya.

Dalam mendesain organisasi dengan pendekatan struktural dilakukan dengan,
  Prinsip-prinsip pengorganisasian;
  Fungsi-fungsi organisasi;
  Dimensi-dimensi dalam organisasi;
  Langkah-langkah penyusunan struktur organisasi.
Mengembangkan suatu organisasi yang kuat memerlukan banyak waktu. Keberhasilannya, bagaimanapun, tergantung pada perubahan perubahan dalam pola perilaku banyak kelompok dan individu dalam organisasi tadi. Diterimanya sikap baru dan ketrampilan oleh anggota tim manajemen (kepala dinas instansi dan subordinasinya) yang terkena perubahan organisasi merupakan kunci inti persoalan. Beberapa aspek perlunya melaksanakan perubahan organisasi ialah:
  Mengaku adanya kekurangan dalam organisasi,
  Ada keputusan untuk mengambil tindakan perbaikan,
  Membuat suatu kajian mendalam dan suatu analisis cermat dari seluruh keadaan organisasi,
  Mengembangkan perubahan organisasi yang diusulkan; menjamin pengertian dengan partisipasi semua anggota organisasi,Ada kepastian persetujuan, saran, yang diperlukan rencana pengembangan yang diusulkan,
  Sosialisasi Pengembangan Organisasi yang baru,
  Merinci penugasan yang diubah dari fungsi, pertanggungjawaban, kewenangan, dan akuntabilitas baru,
  Penyusunan kembali pelbagai prosedur kegiatan, hubungan, dan perangsang sesuai dengan perubahan,
  Perubahan dan/atau persiapan petunjuk dan buku pedoman, dan diklat bagi pejabat/pegawai-pegawai inti sesuai dengan rencana baru dan upaya lanjutan efektif untuk menjamin perubahan yang tepat dalam pola-perilaku,
  Menyebar-luaskan pengembangan organisasi dan mengambil tindakan perbaikan di mana saja diperlukan,
  Menyesuaikan dan merubah rencana menurut pengalaman,
  Menetapkan pengendalian manajemen yang efektif; menetapkan kriteria untuk mengukur kinerja para pejabat; menelaah prestasi berkala dimana diperlukan, dan menyusun laporan ringkas kinerja masing-masing jabatan/pekerjaan.
Kinerja yang berhasil tidak saja merupakan akibat dari teratur rapinya rencana itu, tetapi akhirnya juga akibat dari kemampuan pucuk pimpinan instansi dan bawahan untuk merubah perilaku  manajemen mereka sesuai dengan sasaran-sasaran akhir atau tujuan yang harus dicapai dengan pengembangan organisasi yang dirombak itu. Tetapi, orang, termasuk orang dewasa dapat dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan, jika diciptakan suasana atau lingkungan kerja bagi mereka untuk berbuat demikian. Inilah pokok soal dari masalah menjalankan pengembangan dan perubahan suatu organisasi besar seperti halnya organisasi perangkat daerah.

B.     Faktor-faktor Perubahan dan Pengembangan Organisasi
Faktor  perubahan  organisasi  terbagi  2,  yaitu:
-  Faktor  internal
Adalah  segala  keseluruhan  faktor  yang  ada  di  dalam  organisasi  dimana faktor tersebut  dapat  mempengaruhi  organisasi  dan  kegiatan  organisasi.
Adalah  penyebab  perubahan  yang  berasal  dari  dalam  organisasi  yang bersangkutan,  yang  dapat  berasal  dari  berbagai  sumber.
Problem  yang  sering  timbul  berkaitan  dengan  hubungan  sesama  anggota organisasi  pada  umumnya  menyangkut  masalah  komunikasi  dan kepentingan masing-masing  anggota.
Proses  kerjasama  yang  berlangsung  dalam  organisasi  juga  kadang-kadang merupakan  penyebab  dilakukannya  perubahan.  Problem  yang  timbul dapat menyangkut  masalah  sistem  kerjasamanya  dan  dapat  pula menyangkut perlengkapan  atau  peralatan  yang  digunakan.  Sistem kerjasama  yang  terlalu birokratis  atau  sebaliknya  dapat  menyebabkan suatu  organisasi  menjadi  tidak efisien.  Sistem  birokrasi  (kaku) menyebabkan  hubungan  antar  anggota  menjadi impersonal  yang mengakibatkan  rendahnya  semangat  kerja  dan  pada  gilirannya produktivitas  menurun,  demikian  sebaliknya.  Perubahan  yang  harus dilakukan  akan  menyangkut  struktur  organisasi  yang  digunakan.
          Contoh  Faktor  Internal :
         a.   Perubahan  kebijakan  lingkungan.
         b.   Perubahan  tujuan.
         c.   Perluasan  wilayah  operasi  tujuan.
         d.   Volume  kegiatan  bertambah  banyak.
         e.   Sikap  dan  perilaku  para  anggota  organisasi.
- Faktor  eksternal
Adalah  segala  keseluruhan  faktor  yang  ada  di  luar  organisasi  yang  dapat mempengaruhi organisasi  dan  kegiatan  organisasi.  Beberapa  faktor tersebut  antara  lain :  Politik,  Hukum , Kebudayaan,  Teknologi,  Sumber alam,  Demografi  dan  sebagainya.
Adalah  penyebab  perubahan  yang  berasal  dari  luar,  atau  sering  disebut lingkungan. Organisasi  bersifat  responsive  terhadap  perubahan  yang terjadi  di  lingkungannya.  Oleh karena  itu,  jarang  sekali  suatu  organisasi melakukan  perubahan  besar  tanpa  adanya dorongan  yang  kuat  dari lingkungannya.  Artinya,  perubahan  yang  besar  itu  terjadi  karena lingkungan  menuntut  seperti  itu.  Beberapa  penyebab  perubahan  organisasi yang  termasuk faktor  ekstern  adalah  perkembangan  teknologi,  faktor ekonomi  dan  peraturan  pemerintah.

    Contoh  Faktor  Eksternal:
         a.     Politik
         b.     Hukum
         c.      Kebudayaan
         d.     Teknologi
         e.      Sumber  daya  alam
         f.       Demografi
         g.     Sosiologi

Faktor  pengembangan  organisasi  terbagi  2,  yaitu:
Faktor  eksternal:
-  Kompetisi  yang  semakin  tajam  antar  organisasi.
-  Perkembangan  IPTEK.
-  Perubahan  lingkungan  baik  lingkungan  fisik  maupun  sosial yang  membuat  organisasi   berfikir  bagaimana  mendapatkan sumber  di  luar  organisasi  untuk  masa  depan  organisasi.
Faktor  internal:
-    Struktur.
-    Sistem  dan  prosedur.
-    Perlengkapan  dan  fasilitas.
-    Proses  dan  saran  apabila  titik  cocok  akan  membuat organisasi  melalui  perbaikan.
-    Perubahan  organisasi  dilakukan  untuk  mencocokkan  dengan kebutuhan  yang  ada.

Dua asumsi penting yang mendasari Organizatin Development/Pengembangan Organisai /OD adalah bahwa manusia memiliki hasrat berkembang dan kebanyakan orang tidak hanya berpotensi , dan berkeinginan untuk berkontribusi sebanyak mungkin pada organisasi. OD bertujuan untuk menghilangkan faktor faktor dalam organisasi yang menghambat perkembangan dan menghalangi orang untuk berkontribusi demi tercapainya sasaran organisasi.
• Manusia sebagai anggota dan pemimpin kelompok. Organisasi yang menerapkan OD harus berasumsi bahwa setiap orang dapat diterima dan diakui perannya oleh kelompok kerjanya. Dalam organisasi perlu ditumbuhkan keterbukaan agar para anggotanya dapat dengan leluasa mengungkapkan perasaannya dan pikirannya. Dalam keterbukaan , orang akan mendapatkan kepuasaan kerja yang lebih tinggi, sehingga dengan demikian performansi kelompok akan lebih efektif.
• Manusi sebagai wadah organisasi. Hubungan antar kelompok – kelompok dalam organisasi menentukan efektivitas masing masing kelompok tersebut. Misalnya bila komunikasi antar-kelompok hanya terjadi pada tingkat manajernya , koordinasi dan kerjasama akan kurang efektif daripada bila segenap anggota kelompok terlibat dalam interaksi.

u Sasaran Organization Development/Pengembangan Organisasi
Atas dasar asumsi asumsi diatas, proses pengembangan organisasi diterapkan dengan sasaran :
1. Hubungan yang lebih efektif antara departemen , divisi dan kelompok kelompok kerja dalam organisasi
2. Hubungan pribadi yang lebih efektif antara manajer dan karyawan pada semaua jenjang organisasi
3. Terhapusnya hambatan hambatan komunikasi antara pribadi dan kelompok
4. Berkembangnya iklim yang ditandai dengan saling percaya, dan keterbukaan yang dapat memotivasi serta menantang anggota organisasi untuk lebih berprestasi

u Tahap tahap Penerapan OD/Organization Development
Dalam menerapkan OD , organisasi memerlukan konsultan yang ahli dalam bidang perilaku dan pengembangan organisasi. Konsultan tersebut bersifat sebagai agen pembaruan (agent of change), dan fungsi utamanya adalah membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik OD yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses penerapan OD dilakukan dalam empat tahap :
1. Tahap pengamatan sistem manajemen atau tahap pengumpulan data. Dalam tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi keuangannya. Data utama yang diperlukan adalah:
1. Fungsi utama tiap unit organisasi
2. Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi
3. Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masing masing unit
4. Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar – kelompok dan antar individu dalam organisasi
2. Tahap diagnosis dan umpan balik. Dalam tahap ini kualitas pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam organisasi dianalisis dan dievaluasi . Ada beberapa kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen elemen tersebut, diantaranya :
1. Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan dan tenaga dalam memecahkan masalah yang dihadapi
2. Tanggung jawab : kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi
3. Identitas : kejelasan misi dan peran masing masing unit
4. Komunikasi ; kelancaran arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi
5. Integrasi ; hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok, terutama dalam mengatasi konflik dan krisis
6. Pertumbuhan ; iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan eksperimen dan pembaruan , serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai sasaran utama
3. Tahap pembaruan dalam organisasi. Dalam tahap ini dirancang pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi, bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur organisasi, rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang dan mendapat dukungan penuh pimpinan puncak.
4. Tahap implementasi pembaruan. Tahap akhir dalam penerapan OD adalah pelaksanaan rencana pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. Dalam tahap ini konsultan bekerja secara penuh dengan staf manajemen dan para penyelengara. Kegiatan implementasi perubahan meliputi :
1. Perubahan struktur
2. Perubahan proses dan prosedur
3. Penjabaran kembali secara jelas tujuan serta sasaran organisasi
4. Penjelasan tentang peranan dan misi masing- masing unit dan anggota dalam organisasi.

u Perencanaan Strategi Pengembangan Organisasi
Semua kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.

Tahap 2 : merumuskan keadaan saat ini
Pemahaman akan posisi perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber daya-sumber daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, karena tujuan dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat melaluikomunikasi dalam organisasi.

Tahap 3 : mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
Segala kekuatan dankelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan, antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.

Tahap 4 : mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaiantujuan
Tahap terakhir dalam proses perncanaan meliputi pengembangaan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.




C.    Ciri-ciri dan Metode Perkembangan Organisasi
Perkembangan  organisasi  memiliki  beberapa  ciri-ciri  dan  metode.
Maka  Pengembangan  organisasi  yang  efektif  memiliki  ciri-ciri  sebagai  berikut :
  1.  Merupakan  strategi  terencana  dalam  mewujudkan  perubahan organisasional,      yang  memiliki  sasaran  jelas  berdasarkan diagnosa  yang  tepat  tentang  permasalahan  yang dihadapi  oleh organisasi.
  2. Merupakan  kolaborasi  antara  berbagai pihak  yang  akan terkena  dampak  perubahan  yang akan  terjadi.
  3.  Menekankan  cara-cara  baru  yang  diperlukan  untuk meningkatkan  kinerja  seluruh organisasi  dan  semua  satuan  kerja dalam  organisasi.
  4.  Mengandung  nilai  humanistik  dimana  pengembangan  potensi manusia  menjadi  bagian terpenting.
  5. Menggunakan  pendekatan  komitmen  sehingga  selalu memperhitungkan  pentingnya interaksi,  interaksi  dan interdependensi  antara  berbagai  satuan  kerja  sebagai  bagian integral  di  suasana  yang  utuh.
  6. Menggunakan  pendekatan  ilmiah  dalam  upaya  meningkatkan efektivitas   organisasi.

Bila  selama  ini  kita  hanya  mengenal  pembelajaran  pada  tingkat individu  dan  kelompok, maka  perkembangan  manajemen  telah mengenal  pembelajaran  organisasi  (learning organization),  yang secara  sederhana  dapat  diartikan  sebagai :  organisasi  yang secara  terus menerus  melakukan  perubahan  diri  agar  dapat mengelola  pengetahuan  lebih  baik  lagi, memanfaatkan  tekhnologi, memberdayakan  sumber  daya,  dan  memperluas  area  belajarnya agar  mampu  bertahan  di  lingkungan  yang  selalu  berubah. Metode  Perubahan  dan  Pengembangan  Organisasi. Ada  berbagai  teknik  yang  dirancang  para  ahli,  dengan  tujuan meningkatkan  kemampuan berkomunikasi  serta  bekerja  secara efektif,  antar-individu  maupun  antar-kelompok  dalam organisasi. Beberapa  teknik  yang  sering  digunakan  berikut  ini:
1. Sensitivity  training,  merupakan  teknik  OD  yang  pertama diperkenalkan  dan  yang  dahulu  paling  sering  digunakan.  Teknik ini  sering  disebut  juga  T-group.  Dalam  kelompok kelomok  T (singkatan  training)  yang  masing- masing  terdiri  atas  6 – 10 peserta,  pemimpin kelompok  (terlatih)  membimbing  peserta meningkatkan  kepekaan  (sensitivity)  terhadap orang  lain,  serta ketrampilan  dalam  hubungan  antar-pribadi.
2. Team  Building,  adalah  pendekatan  yang  bertujuan memperdalam  efektivitas  serta kepuasaan  tiap  individu  dalam kelompok  kerjanya  atau  tim.  Teknik  team  building  sangat membantu  meningkatkan  kerjasama  dalam  tim  yang  menangani proyek  dan  organisasinya bersifat  matriks.
3. Survey  feedback.  Dalam  teknik  survey  feedback.  Tiap peserta  diminta  menjawab kuesioner  yang  dimaksud  untuk mengukur  persepsi  serta  sikap  mereka  (misalnya  persepsi tentang  kepuasan  kerja  dan  gaya  kepemimpinan  mereka).  Hasil survey  ini  diumpan balikkan  pada  setiap  peserta,  termasuk  pada para  penyelia  dan  manajer  yang  terlibat. Kegiatan  ini  kemudian dilanjutkan  dengan  kuliah  atau  lokakarya  yang  mengevaluasi  hasil keseluruhan  dan  mengusulkan  perbaikan  perbaikan  konstruktif.
4. Transcational  Analysis  (TA).  TA  berkonsentrasi  pada  gaya komunikasi  antar-individu. TA  mengajarkan  cara  menyampaikan pesan  yang  jelas  dan  bertanggungjawab,  serta  cara menjawab yang  wajar  dan  menyenangkan.  TA  dimaksudkan  untuk mengurangi  kebiasaan komunikasi  yang  buruk  dan  menyesatkan.
5. Intergroup  activities.  Fokus  dalam  teknik  intergroup  activities adalah  peningkatan hubungan  baik  antar-kelompok. Ketergantungan  antar  kelompok ,  yang  membentuk  kesatuan organisasi,  menimbulkan  banyak  masalah  dalam  koordinasi. Intergroup  activities dirancang  untuk  meningkatkan  kerjasama  atau memecahkan  konflik  yang  mungkin  timbul akibat  saling ketergantungan  tersebut.
6. Proses  Consultation.  Dalam  Process  consultation,  konsultan OD  mengamati  komunikasi,  pola  pengambilan  keputusan ,  gaya kepemimpinan,  metode  kerjasama,  dan pemecahan  konflik  dalam tiap  unit  organisasi.  Konsultan  kemudian  memberikan  umpan balik  pada  semua  pihak  yang  terlibat  tentang  proses  yang  telah diamatinya ,  serta menganjurkan  tindakan  koreksi.
7. Grip  OD.  Pendekatan  grip  pada  pengembangan  organisasi di  dasarkan  pada  konsep managerial  grip  yang  diperkenalkan oleh  Robert  Blake  dan  Jane  Mouton.  Konsep  ini mengevaluasi gaya  kepemimpinan  mereka  yang  kurang  efektif  menjadi  gaya kepemimpinan  yang  ideal,  yang  berorientasi  maksimum  pada aspek  manusia  maupun  aspek  produksi.
8. Third-party  peacemaking.  Dalam  menerapkan  teknik  ini, konsultan  OD  berperan sebagai  pihak  ketiga  yang  memanfaatkan berbagai  cara  menengahi  sengketa,  serta  berbagai  teknik negosiasi  untuk  memecahkan  persoalan  atau  konflik  antar-individu  dan kelompok.