Rabu, 07 Mei 2014

Derivatif dan Translasi Mata Uang Asing


ANALISIS DERIVATIF DAN ANALISIS TRANSLASI MATA UANG ASING
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan


Description: F:\Unsil Color.JPG

oleh :

Kelompok 7
1.      Asrie Nur Suciyani                                             (123403102)
2.     Sofi Nurul Fuadah                                           (123403117)


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI
2012

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh swt. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami telah mampu menyelesaikan makalah berjudul “Analisis Derivatif dan Translasi Mata Uang Asing”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah analisis laporan keuangan.
Derivatif adalah kontrak antara dua pihak yang menentukan kondisi (terutama tanggal, nilai-nilai yang dihasilkan dan definisi dari variabel-variabel yang mendasari, kewajiban kontrak para pihak, dan jumlah nosional ) di mana pembayaran harus dibuat antara para pihak. Apa itu derivative dan apa itu translasi mata mata uang asih ?. Pertanyaan inilah yang menjadi faktor makalah yang kami susun. Dengan uraian isi makalah ini diharapkan menjadi suatu pengengetahuan.
Kami menyadari bahwa selama penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
  1. Bapak Jajang., selaku dosen mata kuliah yang telah membantu kami selama penulisan makalah ini;
  2. Rekan-rekan seangkatan yang telah memotivasi kami untuk menyelesaikan penyusunan makalah ini;
  3. Semua pihak yang tidak bisa kami sebut satu per satu;
Semoga Alloh swt. Memberikan balasan yang berlipat ganda.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknis penulisannya. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan  makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Amin.

                                                                                              Tasikmalaya, 27 Maret 2014


                                                                                                                Penulis







LEMBAR PENGESAHAN/PENERIMAAN



Makalah   ini telah diterima pada hari .............................., tanggal ............................

Oleh :

Dosen Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan




Dr. Jajang Badruzaman, S.E., M.Si., Ak.















DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………………………………
KATA PENGATAR  ……………………………………………………………..................
DAFTAR ISI  …………………………………………………………………..........................
BAB I   PENDAHULUAN  ……………………………………………………………….…...
A.       Latar Belakang ……………………………………………………................... 1
B.        Rumusan Masalah  ………………………………………….………………… 2
C.       Tujuan Makalah …………………………………………….………………… 2
D.       Kegunaan Makalah ………………………………………….………………... 2
E.        Prosedur Makalah  ………………………………………….………………...  3
BAB II PEMBAHASAN  …………………………………………………………………..
A.       Pengertian Derivatif dan Transaksi Derivatif  …………………………….. 4
B.        Alasan Penggunaan Derivatif ………………………………………………. 5
C.       Macam-macam Transaksi Derivatif ……………………………….………. 7
D.       Pengertian Translasi  dan Transaksi Mata Uang Asing ……………….… 18
E.        Keuntungan dan Kerugian Translasi …………..………………..……….… 23
BAB III SIMPULAN DAN SARAN  ……………………………………………...…………..
A.    SIMPULAN  ………………………………….…………………………...…... 28
B.     SARAN  ..…………………………………..……………………………..……. 28
DAFTAR PUSTAKA ……………………………….……………………........................... 29





BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang
Risiko perubahan kurs mata uang asing bagi perusahaan multinasional berdampak pada tingkat profitabilitas, arus kas bersih, dan nilai pasar perusahaan. Atas risiko perubahan kurs tersebut, perusahaan dapat melakukan lindung nilai dengan menggunakan instrumen kontrak forward valas. Pemahaman aspek pajak dari derivatif dan lindung nilai ini sangat perlu dikuasai oleh para praktisi di lapangan.
Perusahaan yang melakukan transaksi lintas negara (cross-border) terutama ekspor-impor pada umumnya akan dihadapkan pada risiko perubahan kurs mata uang asing, atau memiliki eksposur mata uang asing (foreign exchange exposure). Risiko perubahan kurs tersebut mempunyai dampak potensial pada tingkat profitabilitas, arus kas bersih dan nilai pasar perusahaan.
Yang menjadi pertanyaan penting adalah apa yang akan terjadi pada suatu perusahaan jika kurs mata uang asing mengalami perubahan? Menurut Eiteman, Stonehill dan Moffett[1], terdapat 3 (tiga) tipe risiko perubahan kurs mata uang asing, yaitu transaksi, operasional dan translasi.
Eksposur transaksi (transaction exposure) disebutkan untuk mengukur perubahan dalam nilai piutang atau kewajiban keuangan yang belum jatuh tempo atau dibayar, yang timbul sebelum perubahan dalam kurs mata uang asing tertentu, sampai dengan dibayar atau pelunasan di mana telah terjadi perubahan kurs mata uang asing tertentu. Dengan demikian, ia terkait dengan perubahan dalam arus kas yang berasal dari kewajiban kontraktual yang sudah ada, atau arus kas di masa depan yang sudah terikat dalam suatu kontrak atau perjanjian (contractual future cash flows). Risiko ini pada umumnya terjadi pada piutang dagang dan utang dagang dalam mata uang asing[2].

B.                Rumusan Masalah
Penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:
1.   Apa itu derivative dan transaksi derivative ?
2.   Alasan penggunan derivative ?
3.   Apa translasi mata uang asing ?
4.   keuntungan dan kerugian translasi ?

C.  Tujuan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1.   Pengertian derivative dan transaksi derivative ;
2.   Alasan penggunaan derivative ;
3.   Pengertian translasi mata uang asing ;
4.   Keuntungan dan kerugian translasi ;

D.  Kegunaan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis  maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep penelitian tentang peranan bank syariah terhadap perekonomian Indonesia..
Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1.   Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan  konsep keilmuan khususnya tentang perkembangan keorganisasian;
2.   Pembaca, sebagai media informasi tentang peranan pengembangan keorganisasian dan peningkatan hasil karya.

E.  Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Melalui metode ini penulis akan menguraikan permasalahan yang dibahas secara jelas dan konprehensif. Data teoritis dalam makalah ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah. Data tersebut diolah dengan teknik analisi isi melalui kegiatan mengeksposisikan data serta mengaplikasikan data tersebut dalam tema konteks tema makalah.












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Derivatif dan Transaksi Derivatif
·   Derivatif
Derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga disebut " produk turunan" (underlying product) daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok.
·   Transaksi Derivatif
Transaksi derivative adalah Suatu transaksi derivatif merupakan sebuah perjanjian antara dua pihak yang dikenal sebagai counterparties (pihak-pihak yang saling berhubungan). Dalam istilah umum, transaksi derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya tergantung pada – diturunkan dari – nilai aset, tingkat referensi atau indeks. Saat ini, transaksi derivatif terdiri dari sejumlah acuan pokok (underlying) yaitu suku bunga (interest rate), kurs tukar (currency), komoditas (commodity), ekuitas (equity) dan indeks (index) lainnya. Mayoritas transaksi derivatif adalah produk-produk Over the Counter (OTC) yaitu kontrak-kontrak yang dapat dinegosiasikan secara pribadi dan ditawarkan langsung kepada pengguna akhir, sebagai lawan dari kontrak-kontrak yang telah distandarisasi (futures) dan diperjualbelikan di bursa. Menurut para dealer dan pengguna akhir (end user) fungsi dari suatu transaksi derivatif adalah untuk melindungi nilai (hedging) beberapa jenis risiko tertentu.

B.    Alasan penggunaan derivatif, antara lain :
- Peralatan untuk mengelola risiko;
- Pencarian untuk hasil yang lebih besar;
- Biaya pendanaan yang lebih rendah;
- Kebutuhan-kebutuhan yang selalu berubah dan sangat bervariasi dari sekelompok pengguna;
- Hedging risiko-risiko saat ini dan masa datang;
- Mengambil posisi-posisi risiko pasar;
- Memanfaatkan ketidakefisienan yang ada di antara pasar-pasar.

·   Pelaku Transaksi Derivatif :
i. Pengguna Akhir (End Users)
Sebagian besar pengguna akhir derivatif yaitu sekitar 80% adalah perusahaan-perusahaan, disamping badan-badan pemerintah dan sektor publik. Alasan-alasan yang mendorong pengguna akhir menggunakan instrumen derivatif adalah:
1. Untuk sarana lindung nilai (hedging);
2. Memperoleh biaya dana yang lebih rendah;
3. Mempertinggi keuntungan;
4. Untuk mendiversifikasikan sumber-sumber dana;
5. Untuk mencerminkan pandangan-pandangan pasar melalui posisi yang diambil.

ii. Pialang (Dealer)
Terdiri dari lembaga-lembaga keuangan yang bertindak sebagai pialang. Fungsi dari dealer antara lain:
1. Menjaga likuiditas dan terus menerus tersedianya transaksi;
2. Memenuhi permintaan pengguna akhir dengan segera;
3. Memberikan kemampuan untuk mempertinggi likuiditas pasar dan efisiensi harga.

·      Intrumen Derivatif
Instrumen derivatif, adalah suatu instrumen keuangan atau kontrak lain dengan tiga karakteristik berikut ini :
a)    Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel yang telah ditentukan
sering disebut dengan variabel yang mendasari/underlying, antara lain suku bunga, harga instrumen keuangan, harga komoditas, nilai tukar mata uang asing, indeks harga atau indeks suku bunga, peringkat kredit atau indeks kredit, atau variabel lainnya. Untuk variabel non-keuangan, variabel tersebut tidak berkaitan dengan pihak-pihak dalam kontrak ;
b)  Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasi awal neto dalam jumlah yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa lainnya yang diharapkan akan menghasilkan dampak yang serupa sebagai akibat perubahan faktor pasar; dan
c) Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa mendatang.
Ketiga karakteristik tersebut bersifat kumulatif. Dengan kata lain, kalau ketiga karakteristik tersebut tidak terpenuhi, maka suatu instrumen keuangan tidak dapat dikatakan sebagai suatu produk atau instrumen derivatif.

C. Macam-Macam Transaksi Derivatif
I. Spot
Transaksi Spot, yaitu transaksi pembelian dan penjualan valuta asing (valas) untuk penyerahan pada saat  itu (over the counter) atau penyelesaiannya paling lambat dalam jangka waktu dua hari.

II. Future
Futures adalah kesepakatan kontrak tertulis antara dua pihak (pembeli dan penjual) untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah aset/komoditi dalam jumlah, harga dan batas waktu tertentu. Instrumen futures biasanya dikenal  juga  dengan istilah transaksi future contract. Future contract adalah kontrak untuk membeli sesuatu aset di masa  depan dengan harga yang ditetapkan dan diperdagangkan di bursa dengan sifat terstandar.
Transaksi futures yaitu transaksi valas dengan perbedaan nilai antara pembelian dan penjualan future yang tertuang dalam future contracts secara simultan untuk dikirim dalam waktu yang berbeda. Misalnya, A dan B membuat kontrak pada 1 Januari 2008. A akan menjual US$ 1 juta dengan kurs Rp 9.350 per US$ pada 30 Juni 2008, tidak peduli berapa kurs di pasar saat itu. Di satu sisi transaksi ini dapat dipandang sebagai spekulasi, paling tidak berunsur maysir, meskipun disisi lain para pelaku bisnis  pada beberapa kasus menggunakannya sebagai mekanisme hedging  (melindungi nilai transaksi berbasis  valas  dari risiko gejolak  kurs).  Ulama kontemporer menolak transaksi ini karena tidak terpenuhinya  rukun  jual beli  yaitu ada uang ada barang (dalam hal ini ada rupiah ada dollar). Oleh karena itu, transaksi  futures tidak dapat dianggap sebagai transaksi  jual beli, tetapi dapat ditransfer kepada pihak lain. Alasan kedua penolakannya adalah hampir semua transaksi futures tidak dimaksudkan untuk memilikinya, hanya  nettonya saja sebagaimana  transaksi  margin trading.
Pembeli maupun penjual kontrak mempunyai kewajiban melaksanakan kontrak tersebut, apapun kenyataan yg terjadi di kemudian hari (menguntungkan ataupun merugikan)
Kontrak futures merupakan perjanjian antara pembeli dan penjual yang berisi :
1. Pembeli futures setuju untuk membeli sesuatu (suatu komoditi atau asset tertentu) dari penjual futures dalam jumlah tertentu dengan harga tertentu pada waktu yang telah ditentukan dalam kontrak
2. Penjual  futures  setuju untuk menjual suatu komoditi atau asset tertentu kepada  pembeli futures dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu dan pada batas waktu yang ditentukan dalam kontrak.
Beberapa terminology :
1. Underlying  asset :  komoditi/asset yang disetujui oleh kedua pihak untuk dipertukarkan
2. Settlement date / delivery date : tanggal  yang ditetapkan untuk melakukan transaksi
3. Futures price : harga yang disepakati oleh kedua belah pihak untuk melakukan transaksi
4. Long position / posisi long futures : pihak yang menyetujui untuk membeli asset yang menjadi patokan di kemudian hari. Atau disebut sebagai pemilik kontrak futures
5. Short position / posisi short futures : pihak yang menyetujui untuk menjual asset patokan tersebut di kemudian hari. Atau disebut sebagai penjual kontrak futures
Manfaat kontrak futures :
1. Futures  sebagai  lindung  nilai (hedging) : melindungi nilai asset yang dijadikan  patokan  dari ancaman risiko ketidakpastian perubahan  harga  di masa depan
2. Futures sebagai saranan spekulasi : para  spekulator mencari keuntungan dari perubahan harga yang terjadi
Instrumen futures sebagai ajang spekulasi adalah untuk memperoleh keuntungan  dari perubahan harga  yang  terjadi. Para spekulan secara sukarela menanamkan modalnya dalam futures yang beresiko untuk memperoleh keuntungan  secara cepat dengan membeli pada saat harga rendah dan menjual dengan harga tinggi. Jadi, tujuan yang ingin dicapai oleh spekulan hanyalah untuk mengejar return dari pergerakan harga yang fluktuatif (capital gain), tanpa melakukan transaksi pada perdagangan komoditi atau aset yang menjadi underlying pada futures secara fisik
III. Forward
Foward adalah  Transaksi/kontrak membeli/menjual valuta asing lawan valuta  lainnya pada tanggal valuta dimasa yang akan datang dengan harga/rate yang sudah ditentukan sekarang (pada tanggal kontrak).
Seringkali suatu bank devisa  yang  memiliki aktiva atau kewajiban dalam valuta asing dalam jumlah yang besar berupaya untuk menghindar adanya kerugian akibat selisih kurs. Upaya ini dikenal dengan hedging dalam hutang ataupun  piutang. Didalam  melakukan hedging ini bank akan melaksanakan pembelian atau penjualan valuta asing secara berjangka, atau dikenal dengan forward.
Dalam transaksi  forward, piutang  atau  hutang  valuta  asing  dicatat  sebesar kurs tunai yang berlaku pada  saat  itu (spot rate), sedangkan hutang atau piutang Rupiah dicatat sebesar kurs masa depan (forward rate), yaitu kurs pertukaran  mata uang asing di hari kemudian yang ditentukan berdasarkan perjanjian.
IV. Swap
Swap adalah  Suatu kontrak untuk membeli/menjual sejumlah valuta asing (refference currency) terhadap valuta asing lainnya (non-refference currency) pada tanggal valuta tertentu dan secara bersamaan disepakati untuk menjual/membeli kembali jumlah tersebut di masa yang akan datang dengan harga yang telah ditetapkan.
Salah satu jenis hedging dan upaya untuk meraih keuntungan dalam mekanisme pasar uang adalah dengan melakukan gadai valuta asing atau dikenal dengan istilah SWAP.
Ada 2 jenis transaksi SWAP:
1. Transaksi SWAP suku bunga dalam rangka pendanaan
2. Transaksi SWAP suku bunga dalam rangka trading
Untuk transaksi Swap pendanaan:
Selisih antara suku bunga  yg dipertukarkan (original interest rate) dgn suku bunga  yg  diperjanjikan (contracted interst rate) disajikan sbg penambah atau pengurang beban dana  dan diamortisasikan secara proporsional selama jangka waktu kontrak.
Untuk transaksi Swap trading:
Selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dgn suku bunga yg diperjanjikan diakui sbg laba atau rugi pada akhir masa kontrak.
Transaksi  swaps (currency swap) yaitu perjanjian untuk menukar suatu mata uang  dengan mata uang lainnya atas dasar nilai tukar yang disepakati dalam rangka  mengantisipasi  risiko pergerakan nilai tukar pada masa mendatang. Singkatnya, transaksi  swap merupakan transaksi pembelian dan penjualan secara bersamaan sejumlah tertentu mata uang dengan dua tanggal penyerahan yang berbeda. Pembelian dan penjualan mata uang tersebut dilakukan oleh bank yang sama dan biasanya dengan cara “spot terhadap forward” Artinya satu bank membeli tunai (spot) sementara  mitranya   membeli  secara  berjangka (forwad) . Salah satu contoh transaksi swaps adalah bila bank A dan bank B membuat kontrak untuk bertukar deposito rupiah terhadap dolar pada kurs Rp 9.500 per dolar pada 1 Januari 2008. B menempatkan US$ 1 juta. A menempatkan Rp 9,5 miliar, terlepas dari kurs pasar saat itu. Ulama kontemporer juga menolak transaksi ini karena kedua trasaksi itu terkait (adanya semacam ta’alluq) dan merupakan satu kesatuan sebagaimana  difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional-MUI. Sebab, bila yang satu  dipisahkan dari  yang  lain, maka namanya bukan lagi transaksi swaps dalam pengertian konvensional.
Adapun  pendapat  yang  membeolehkan transaksi swaps sebagaimana lazim dianut  perbankan  Islam  di Malaysia  bahkan menurut mereka kebolehannya dianggap telah demikian jelas sehingga tidak diperlukan lagi fatwa dengan alasannya bahwa bila  spot  boleh  dilakukan  dan  futures (sebagian suatu janji) juga boleh,  maka tentunya swaps pun boleh dilakukan. Namun paling tidak, masih ada  dua  hal  yang  dapat  dipertanyakan  dalam  praktek ini yaitu; pertama, bagaimana  dengan  keberatan sementara ulama akan adanya kompensasi  uang untuk transaksi futures yang dibayarkan kepada konterpartinya.  Kedua transaksi spot dan futures dalam transaksi swaps itu haruslah  terkait  satu  sama  lain. Kontra  argumen dari alas an  kedua ini adalah dua  transaksi  dapat saja  disyaratkan terkait, selama syaratnya adalah syarat shahih lazim. Bukan  hanya swaps yang dibolehkan, dinegara jiran ini juga dikembangkan  Islamic  Futures  Contract. Terlepas dari argumen mana yang lebih kuat dalilnya, adalah  kewajiban    kita  disamping  mencari  sisi kehati-hatian dan kepatuhan  syariah, juga untuk selalu mencari solusi  inovasi  transaksi yang islami sebagai kebutuhan dunia bisnis akan transaksi  dan  peranti  keuangan (financial instruments) yang terus berkembang.
V. Option
Option adalah Hak untuk membeli atau menjual sejumlah valuta asing tertentu dengan harga yang telah  ditentukan (strike price) untuk suatu periode tertentu dengan membayar/menerima sejumlah premi.
Dalam definisi yang lain, Option adalah suatu kontrak antara holder dan writer yang  memberikan hak (bukan kewajiban ataupun obligasi) kepada holder (pemegang kontrak) untuk membeli  atau  menjual suatu aset pada harga tertentu (exercise price/strike exercise) dalam jangka waktu tertentu (expiration date). Option  bisa  dianalisa  resikonya  dan dilindungi nilainya dengan Hedging. Resiko merupakan faktor yang penting bagi investor untuk mengambil keputusan.
Transaksi  option (currency option) yaitu  perjanjian  yang  memberikan hak opsi (pilihan) kepada  pembeli opsi untuk merealisasi kontrak jual beli valutaa asing, tidak  diikuti  dengan  pergerakan dana dan  dilakukan  pada atau sebelum waktu yang ditentukan dalam kontrak, dengan kurs yang terjadi pada saat realisasi  tersebut. Misalnya, A dan B membuat kontrakpada 1 Januari 2008. A memberikan  hak  kepada   B  untuk  membeli  dollar AS dengan kurs Rp 9.350 per dolar pada tanggal atau sebelum 30 Juni 2008, tanpa B berkewajiban membelinya. A mendapat kompensasi sejumlah uang untuk hak yang diberikannya  kepada  B  tanpa  ada  kewajiban pada pihak B. Transaksi ini disebut call option. Sebaliknya, bila A memberikan hak kepada B untuk menjualnya  disebut  put  option. Ulama  kontemporer  memandang  hal  ini sebagai  janji untuk melakukan sesuatu (menjual atau membeli) pada kurs tertentu, dan  ini  tidak  dilarang  syariah. Namun  jelas  saja  transaksi ini bukan transaksi  jual beli melainkan sekedar wa’ad (janji). Yang menjadi persoalan secara  fikih adalah adanya sejumlah uang  sebagai  kompensasi  untuk melakukan janji tersebut atau untuk memiliki khiyar (opsi) jual maupun beli.
Transaksi  option  dapat  menjadi  lebih  rumit. Misalnya A dan B membuat kontrak  pada  1 Januari 2008.  Perjanjiannya  A  menjual US$  1 juta dengan kurs Rp 9.350 per dolar kepada B. Transaksi ini lunas. Pada saat yang sama A juga memberikan hak kepada B untuk menjual kembali US 1 juta pada tanggal atau sebelum 30 juni 2008 dengan kurs Rp 9.500 per dolar. Hal ini akan gugur dengan sendirinya bila kurs melebihi Rp 9.500 per dolar, itu pun bila syarat berikutnya terpenuhi.
Adapun contoh transaksi option dapat diilustrasikan seperti berikut:
Setelah  suatu kontrak GBP/USD FX option disepakati, nasabah menjual 1,000,000 dan membeli US$2,000,000 (jual/beli ini berlangsung dalam suatu proses yang bersamaan) pada tanggal 31 December. Dalam kasus ini, prapersetujuan  nilai tukar atau strike price adalah 2.0000 GBP/USD atau 0.5000 USD/GBP. (£1,000,000 dari kaca mata  USD investor, $2,000,000 dari kaca mata GBP investor).
Tipe  kontrak  ini  disebut c all  pada  dollar  dan  put  pada  poundsterling dan sering disebut GBP/USD put  oleh  pelaku pasar, seperti  halnya put  pada nilai  tukar, hal ini sebenarnya bisa  disamakan dengan USD/GBP call, tapi tidak dilakukan karena  konvensi  pasar adalah  menulis angka 2.0000 (normal quote), bukan angka 0.5000 (inverse quote).
Jika  nilai tukar pada tanggal 31 Desember lebih rendah daripada 2.0000 GBP/USD (anggaplah 1.9000 pound per USD), yang berarti US dollar menguat dan  pound  melemah,  maka  saat option  diberlakukan, pemegang  kontrak akan menjual GBP pada  harga USD 2.0000 dan segera membeli kembali pada harga spot market 1.9000, sehingga untung (2.0000 USD/GBP - 1.9000 USD/GBP)*1,000,000 GBP = USD 100, 000 pada transaksi ini. Jika pemegang kontrak  menukar  kembali  keuntungannya  dalam  GBP , maka  keuntungannnya adalah 100,000/1.9000 = GBP 52,631.58 GBP.

D. Hedging
Istilah  hedging  atau lindung nilai umumnya lebih dikenal dalam rangka transaksi  yang  terkait  dengan  perbankan. Sebenarnya, hedging ini juga banyak dipakai pada transaksi perdagangan komoditas. Dalam sejarahnya, CBOT (Chicago Board of Trade) itu dibentuk tahun 1848 oleh  para  pengusaha pertanian di  Amerika sebagai solusi atas fluktuasi harga komoditas biji-bijian (grains). Saat itu diperkenalkan transaksi forward contract yang kemudian berkembang menjadi futures contract (kontrak berjangka).
Pengertian hedging menurt kamus yaitu menutup transaksi jual beli komoditas, sekuritas atau valuta yang sejenis untuk menghindari kemungkinan kerugian karena perubahan harga sedangkan hedging menurut pasar komoditas adalah proteksi dari risiko kerugian akibat fluktuasi harga. Hedging ini dapat dilaksanakan melalui bursa berjangka dengan membuka kontrak beli atau jual atas suatu komoditas sejalan dengan perdagangan komoditas tersebut di pasar fisik.
Hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan resiko yang terkait dari langkah tertentu yang diambil seseorang. Dalam pasar uang atau dunia keuangan, hal ini banyak dilakukan untuk mengurangi potensi kerugian yang mungkin timbul dari resiko investasi yang dilakukan.
Hedging atau lindung nilai adalah merupakan suatu mekanisme yang dilaksanakan di Bursa Berjangka dengan membuka suatu kontrak beli atau jual atas suatu komoditi yang sama dengan komoditi yang akan diperdagangkan di pasar fisik.
Hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan resiko yang terkait dari langkah tertentu yang diambil seseorang. Dalam pasar uang atau dunia keuangan, hal ini banyak dilakukan untuk mengurangi potensi kerugian yang mungkin timbul dari resiko investasi yang dilakukan.
Hedging timbul didasari oleh ketidakpastian akan masa yang akan datang. Apakah musim hujan akan datang sesuai perkiraan? apakah keamanan barang saya terjamin? apakah harga minyak akan tetap bulan depan? Semua ketidakpastian ini mendorong orang untuk melakukan suatu tindakan guna mengurangi resiko yang ada.
Asuransi kebakaran adalah salah satu contoh bentuk hedging terhadap resiko kebakaran. Bentuk lain adalah pembayaran dalam mata uang dollar untuk pembelian minyak mentah, yang dilakukan pembeli untuk melindunginya dari resiko tidak stabilnya mata uang negara asal penjual minyak. Bursa komoditi juga merupakan salah satu bentuk dari hedging untuk memastikan terjaminnya suplai komoditas yang diperlukan produsen satu ke yang lain.
Hedging juga merupakan cara untuk memastikan ketersediaan suatu produk di masa mendatang dengan harga yang telah ditetapkan dari sekarang untuk melindungi penjual dan pembeli dari resiko kelangkaan maupun kelebihan suplai yang dapat membuat harga fluktuatif. Hedging atau lindung nilai adalah merupakan suatu mekanisme yang dilaksanakan di Bursa Berjangka dengan membuka suatu kontrak beli atau jual atas suatu komoditi yang sama dengan komoditi yang akan diperdagangkan di pasar fisik. Hedging ini bertujuan untuk Memperkecil atau menghilangkan resiko kerugian atas ketidakpastian harga yang mungkin terjadi pada saat transaksi di pasar fisik nantinya,. Jadi dengan melakukan hedging kerugian yang terjadi akan ditutupi oleh keuntungan yang diperoleh atas transaksi yang dilakukan di bursa berjangka.

Para pelaku hedging ini biasa disebut hedger, yang terdiri atas hedger pembeli (hedge long) dan hedger penjual (hedge short).
• Hedger Pembeli umumnya berencana akan membeli komoditas di pasar fisik di masa yang akan datang untuk melindungi transaksinya dari fluktuasi. Hedger pembeli biasa nya dilakukan oleh kalangan eksportir, prosesor, pengguna bahan baku seperti pabrik, dan sebagainya.
• Hedger Penjual atau hedge short adalah hedger yang akan menjual komoditas tertentu di pasar fisik di masa yang akan datang. Untuk melindungi harga penjualan komoditasnya, hedger akan membuka kontrak berjangka sekarang dengan posisi short (jual). Selling hedge biasanya dilakukan oleh para produsen, terutama para petani, dengan tujuan untuk melindungi dari kemungkinan penurunan harga komoditas pada waktu panen.
Banyak pihak yang sebenarnya bisa memperoleh manfaat dari transaksi hedging ini, yakni para produsen komoditas, petani, pengusaha, konsumen, investor, juga bursa berjangka serta pialang berjangka bila jenis transaksi tersebut digiatkan. Dan di Indonesia sendiri sebagai salah satu negara komoditas utama di dunia sangat berpotensi untuk mengembangkan lebih jauh pasar berjangka dengan salah satu manfaatnya dilakukan transaksi lindung nilai fluktuasi harga komoditas

E. Kegunaan derivatif
Asuransi dan lindung nilai
Salah satu kegunaan derivatif adalah sebagai suatu alat untuk mengalihkan risiko. Contohnya, petani dapat menjual kontrak berjangka atas hasil panenan kepada spekulator sebelum panen dilakukan. Si petani melakukan lindung nilai atas risiko naik atau turunnya harga panenan dan si spekulator menerima pengalihan risiko ini dengan harapan imbalan yang besar. Sipetani mengetahui secara pasti nilai jual hasil panen yang akan diperolehnya kelak dan si spekulator akan memperoleh keuntungan apabila harga jual mengalami kenaikan namun apabila harga jual mengalami penurunan maka ia akan mengalami kerugian.

Spekulasi dan arbitrasi
Arbitrasi atau juga dikenal dengan istilah asing "arbitrage" ini bisa diartikan sebagai suatu tindakan mengambil keuntungan dengan memanfaatkan perbedaan antara satu aset acuan dan aset acuan lainnya misalnya dengan memanfaatkan perbedaan antara nilai Indeks LQ-45 (ILQ-45) di Bursa Efek Jakarta ( spot market ) dan nilai ILQ-45 pada KBIE di Bursa Efek Surabaya ( futures market ), jadi selain mengambil posisi di BES, juga harus mengambil posisi di BEJ sehingga secara simultan mengambil posisi yang berlawanan antara di BEJ dan BES.[3]
spekulator dapat bertransaksi dengan spekulator lainnya juga dengan orang yang membutuhkan lindung nilai (hedger). Pada umumnya transaksi pasar pasar derivatif lebih didominasi oleh perdagangan spekulatif daripada perdagangan lindung nilai dalam artian yang sesungguhnya.


F. Jenis kontrak derivatif
Terdapat dua jenis kontrak derivatif yang dikenali dari cara perdagangannya di pasar yaitu :
    Derivatif yang ditransasikan di luar bursa
atau dikenal juga dengan istilah "(Over-the-counter (OTC) derivatives) adalah merupakan suatu kontrak bilateral ( melibatkan dua pihak) yang dilakukan di luar bursa ataupun tanpa menggunakan pialang (transaksi langsung antara para pihak). Beberapa produk seperti swap, kontrak serah nilai tukar, dan opsi eksotik (exotic option) yaitu suatu derivatif yang menggunakan fitur sehingga menjadi lebih rumit daripada derivatif yang umum diperdagangkan, misalnya opsi vanila[4] ) seringkali diperdagangkan tanpa melalui bursa (OTC).
Pasar transaksi derivatif tanpa melalui bursa (OTC) ini sangat besar sekali.

    Derivatif yang diperdagangkan di bursa
atau disebut juga Exchange-traded derivatives adalah merupakan instrumen derivatif yang diperdagangkan pada bursa perdagangan khusus derivatif (bursa berjangka) ataupun bursa lainnya. Bursa derivatif menjalankan perannya sebagai perantara atas transaksi terkait dan memungut marjin awal (initial margin) dari kedua belah pihak yang melakukan transaksi sebagai jaminan.

G. TRANSLASI DAN TRANSAKSI MATA UANG ASING
·   Pengertian Translasi Mata Uang Asing
Translasi adalah proses  pelaporan informasi keuangan dari satu mata  uang ke mata uang asing lainnya untuk mempersiapkan laporan keuangan  gabungan yang memberikan laporan pada para pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global.
Convenience Translation adalah perusahaan membuat daftar saham perusahaan  pada  translasi  saham asing dengan  maksud untuk memiliki usaha asing atau gabungan atau ingin mengomunikasikan hasil operasional dan seluruh laporan keuangan kepada pemegang saham asing.
Masalah translasi adalah nilai  tukar tidak pernah stabil, fluktuasi mata uang meningkatkan  nilai tukar mata uang asing  yang  dapat  digunakan pada proses translasi  mata  uang  asing serta menciptakan keuntungan dan kerugian atas translasi mata uang asing.
·   Pengertian Transaksi  Mata  Uang Asing.
Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan memberi atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata uang asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan dalam mata uang asing. Berdasarkan konsep mata  uang fungsioanal  yaitu, mata uang fungsional dari suatu entitas adalah mata uang yang  berlaku di wilayah operasional utama perusahaan dan menghasilkan arus kas. Dengan demikian suatu transaksi mata uang asing dapat berdominasi dalam suatu mata uang, tetapi di ukur atau di catat dalam mata uang yang lain.
Kriteria Mata Uang Fungsional :
    FAS No. 52, pernyataan standar akuntansi untuk mata uang asing yang wajib diterapkan di AS, mengharuskan perlakuan berikut ini untuk translasi mata uang asing :
1.  Pada tanggal suatu transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada tanggal tersebut.
2.  Pada setiap tanggal neraca, saldo-saldo yang berdenominasi dalam suatu mata uang harus selain mata uang fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Penyesuaian kurs nilai tukar valuta asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang terjadi) perlu dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar di antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian transaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang belum diselesaikan) akan sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya dicatat dan jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.
Dalam transaksi mata uang asing terdapat dua perlakuan akuntansi atau keuntungan dan kerugian transaksi yang dapat diterapkan yaitu :
     Perspektif Transaksi Tunggal  : Penyesuaian nilai tukar (baik yang sudah diselesaikan maupun yang belum diselesaikan ) diperlakukan sebagai penyesuaian terhadap akun–akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa suatu transaksi dan penyelesainnya merupakan peristiwa tunggal.
     Perspektif Dua Transaksi : Penagihan piutang dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan timbulnya piutang tersebut .
FAS no 52 mengharuskan penggunaan metode dua transaksi untuk mencatat transaksi dalam mata uang asing. Keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah selesai dan belum diselesaikan dimasukkan dalam penentuan laba.Pengecualian utama terhadap ketentuan ini terjadi apabila :
1.  Penyesuaian nilai tukar berkaitan dengan transaksi antar perusahaan jangka panjang tertentu.
2.  Transaksi tersebut dimaksudkan dan berfungsi efektif sebagai lindung nilai atas investasi (yaitu lindung nilai terhadap posisi aktiva/kewajiban bersih operasi luar negeri) dan komitmen mata uang asing.
·      EFEK LAPORAN KEUANGAN TERHADAP KURS ALTERNATIF TRANSLASI MATA UANG ASING
Kurs yang digunakan untuk mentranslasikan neraca mata uang asing terhadap mata uang domestik :
1.    Kurs saat ini => kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan
2.    Kurs historis => kurs yang berlaku saat aset dengan mata uang asing pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang asing pertama muncul
3.    Kurs rata-rata => rata-rata kurs historis dengan kurs saat ini
Tipe penyesuaian transaksi :
1. Gains and losses settled transactions muncul walaupun nilai tukar pada pembukuan transaksi awal berbeda dengan tingkat pada pencapaian
2. Gains or losses unsettled transactions muncul saat laporan keuangan dipersiapkan sebelum transaksi disetujui
Cara untuk membukukan keuntungan dan kerugian transaksi :
a. Perspektif transaksi tunggal => penyesuaian nilai tukar dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan transaksi awal dengan alasan bahwa transaksi dan perjanjiannya merupakan kejadian tunggal
b. Perspektif transaksi ganda => mempertimbangkan kejadian yang terpisah dari penjualan yang memberikan tambahan pendapatan (FASB No. 52)
·      Metode Translasi Mata Uang Asing
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunakan berbagai metode untuk menyatakan laporan keuangannya  dalam  mata uang asing menjadi mata uang domestik. Metode translasi ini  terdiri dari dua jenis yaitu :
1.      Single rate method
Metode ini mengaplikasikan kurs tunggal, yaitu kurs berlaku atau kurs penutupan, untuk semua aktiva dan kewajiban valuta asing.Pendapatan dan beban valuta asing umumnya ditranslasikan pada kurs yang berlaku pada saat item – item ini diakui.Meskipun begitu, untuk tujuan kelayakan, item – item ini biasanya ditranslasikan dengan rata – rata tertimbang dari kurs – kurs berlaku untuk periode yang bersangkutan.
2.     Multiple rate methods
Metode – metode kurs berganda  mengkombinasikan  nilai tukar berjalan dan historis dalam proses translasi, dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu :
a. Metode berlaku historis, Aktiva lancer dan kewajiban lancer sebuah perusahaan anak di luar negeri ditranslasikan kedalam valuta pelaoran perusahaan induknya dengan menggunakan kurs berlaku.Aktiva dan kewajiban non – lancar ditranslasikan dengan kurs historis.Item – item laporan laba – rugi, kecuali beban depresiasi dan amortisasi, ditranslasikan dengan kurs rata – rata masing – masing bulan operasi atau dengan basis rata – rata tertimbang dari seluruh periode yang akan dilaporkan.Beban depresiasi dan amortisasi ditranslasikan dengan memakai kurs historis yang berlaku pada saat asset yang bersangkutan diperoleh.

b. Metode moneter dan non – moneter, asset dan kewajiban moneter mewakili hak untuk menerima atau keharusan untuk membayar sejumlah valuta asing tertentu dimas depan (kas, piutang, dan hutang, termasuk hutang jangka panjang) ditranslasikan memakai kurs historis.Item – item laporan laba – rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan prosedur yang telah dijelaskan bagi kerangka metode berlaku historis.

c. Metode temporal, translasi valuta merupakan suatu proses konversi pengukuran (yaitu, penyajian ulang nilai tertentu).Karena itu, metode ini tidak dapat digunakan untuk mengubah atribut suatu item yang sedang diukur, metode ini hanya dapat mengubah unit pengukuran.

·      Alasan – Alasan Bagi Translasi
Perusahaan – perusaaan yang memiliki banyak operasi diluar negeri tidak bisa menyiapkan laporan keuangan konsolidasi kecuali jika perkiraan – perkiraan serta perkiraan – perkiraan perusahaan – perusahaan anaknya ditunjukkan dalam mata uang yang homogeny.Jadi seseorang tidak bisa menambahkan peso Meksiko, yen Jepang, franc Swiss, dan dollar Selendia Baru secara bersama – sama dan mendapatkan hasil yang berguna.Dengan demikian, diperlukan kerangka valuta tunggal dan ini, secara tradisional, berupa valuta pelaporan perusahaan induk.proses penyajian kembali (restating) berbagai saldo valuta asing kedalam valuta tunggal yang ekivalen dinamakan translasi.
Alasan – alasan lain bagi translasi valuta asing adalah :
(a) untuk mencatat transaksi – transaksi valuta asing,
(b) untuk melaporkan aktivitas – aktivitas cabang dan perusahaan anak internasional, dan
(c) untuk melaporkan hasil – hasil operasi indenpenden luar negeri.

H. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TRANSLASI.
PSAK No.10 menyatakan bahwa keuntungan dan kerugian akibat translasi harus dinyatakan dalam perhitungan laba rugi periode dimana kurs mengalami perubahan. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode akuntansi yang sama maka seluruh selisih kurs diakui dlaam periode tersebut. Namun, jika timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode transaksi, maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode dengan memperhitungkan perubahan kurs untuk masing-masing periode.
Secara internasional, perlakuan akuntansi atas penyesuaian-penyesuaian tersebut juga berbeda seperti halnya prosedur translasi. Pendekatan-pendekatan atas penyesuaian translasi berkisar dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan.
Penangguhan
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang.Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpegaruh terhadap arus kas mata uang lokal yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung menyesatkan jika penyesuaian seperti itu ke dalam laba sekarang.Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian dari ekuitas konsolidasi.
Parkinson menawarkan alasan tambahan yang mendukung dilakukannya penangguhan : Keuntungan dan kerugian tersebut berkaitan erat dengan investasi jangka panjang – bahkan mungkin suatu investasi permanen yang dilakukan oleh suatu induk perusahaan ke dalam anak perusahaan asing, bahwa keuntungan dan kerugian tersebut tidak dapat direalisasikan hingga operasi luar negeri dihentikan dan semua aktiva bersih dibagikan ke induk perusahaan. Tidak terdapat  keuntungan dan kerugian yang akan pernah dapat direalisasikan. Hasil operasi yang dicatat dalam periode setelah revaluasi mata uang (ditranslasikan menurut kurs nilai tukar kini pada waktu itu) akan menunjukkan kenaikan atau penurunan kekayaan operasi luar negeri dan dalam keadaan ini, tidak diperlukan pencatatan keuntungan dan kerugian translasi satu waktu dalam laporan laba rugi, bahwa kenyataannya pencatatan keuntungan dan kerugian tersebut dapat saja menyesatkan.
Penangguhan keuntungan atau kerugian translasi menutupi perilaku perubahan kurs nilai tukar, yaitu perubahan kurs merupakan fakta historis dan para pengguna laporan keuangan terlayani dengan baik jika pengaruh fluktuasi kurs nilai tukar diperhitungkan pada periode saat terjadinya.
Sesuai dengan FAS No.8 (par.199),"Kurs nilai tukar berfluktuasi: akuntansi harusnya tidak memberikan kesan bahwa kurs nilai tukar tetap stabil."
Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian selama masa pos-pos neraca terkait.
Penangguhan Parsial
Keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi, tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan.Penangguhan translasi semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs. Pendekatan ini juga tidak memiliki kriteria eksplisit untuk menentukan kapan suatu keuntungan translasi direalisasi. Pada masa lalu, perusahaan mengurangkan keuntungan periode berjalan dengan kerugian pada masa lalu dan menangguhkan selisihnya. Keuntungan dan kerugian translasi akan terhapuskan dalam jangka panjang.

Tidak Ditangguhkan
Untuk mengakui keuntungan dan kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin. Pilihan ini memandang penangguhan dalam bentuk apapun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan.Memasukkan keuntungan dan kerugian translasi dalam laba tahun berjalan akan menghasilkan fluktuasi laba yang sangat signifikan apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar.Akan menyesatkan para pembaca laporan keuangan, karena penyesuaian ini tidak selalu memberikan informasi yang sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas sebuah perusahaan.

I. TRANSLASI MATA UANG ASING DAN INFLASI.
Penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva non-moneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah daripada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresisasi yang juga lebih rendah. Hasil translasi seperti itu dengan mudah dapat lebih menyesatkan pembaca ketika memberikan informasi kepada pembaca. Penilaian dolar yang lebih rendah biasanya merendahkan kekuatan laba akutal dari aktiva luar negeri yang didukung oleh inflasi lokal dan rasio pengembalian atas investasi yang terpengaruh inflasi di suatu operasi luar negeri dapat menciptakan harapan yang palsu atas keuntungan masa depan.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penilaian biaya historis yang digunakan dalam laporan keuangan dasar di AS. Sebagai solusi FAS No 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili dilingkungan dengan hiperinflasi. Prosedur ini akan mempertahankan nilai konstan ekuivalen dolar aktiva dalam mata uang asing, karena aktiva tersebut akan ditranslasikan menurut kurs historis. Pembebanan kerugian translasi atas aktiva tetap dalam mata uang asing terhadap ekuitas pemegang saham akan menimbulkan pengaruh yang signifikan terhadap rasio keuangan. Masalah translasi mata uang asing tidak dapat dipisahkan dari masalah akuntansi untuk inflasi asing.

H. CONTOH KASUS : METODE TRANSLASI MATA UANG ASING
Pasar spot / pasar tunai
Pasar spot adalah pasar yang memfasilitasi transaksi-transaksi nilai tukar berjalan suatu valuta, dimana komuditi atau valas dijual secara tunai. Kurs spot adalah nilai tukar berjalan suatu valuta. Transaksi spot terdiri dari transaksi valas yang biasanya selesai dalam kurun waktu dua hari kerja. Dalam pasar spot dibedakan menjadi jenis transaksi, yakni:
ü  Cash, pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang lain diselesaikan dalam hari yang bersamaan.
ü  Tom, (tomorrow), pengiriman dilakukan pada hari berikutnya.
ü  Spot, pengiriman diselesaikan dalam tempo 24 jam setelah perjanjian.
Contoh kasus:
Pada tanggal 09 oktober 2010, Agung membutuhkan uang sebesar us$ 20.000 untuk uang sakunya traveling ke luar negeri, dalam hal ini Agung segera menghubungi money changer untuk dapat mengetahui dan membuat kesepakatan selling price pada tanggal tersebut. Apabila telah terjadi kesepakatan selling price pada tanggal 09 Oktober 2010 adalah us$ 1 = Rp 9.000, maka perhitungan yang di peroleh:
Jumlah uang yang dibutuhkan = us$ yang dibutuhkan X selling price
= us$ 20.000 x Rp 9.000
= Rp 180.000.000
Maka untuk mendapatkan uang us$ 20.000 Agung memerlukan Rp 180.000.000 yang harus diserahkan paling lambat tanggal 09 Oktober 2010. (2X24 jam)
Pasar forward
Pasar forward adalah pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata uang. Kurs transaksi forward dimana akan diselesaikan telah ditentukan pada saat kedua belah pihak menyetujui kontrak untuk menjual dan membeli. Transaksi forward biasanya terjadi bila ekspotir, importer, atau pelaku ekonomi lain yang terlibat dalam pasar pasar valas harus membayar atau menerima sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu dimasa mendatang.
Transaksi Swap
Transaksi swap melibatkan pembelian spot dan penjualan spot / pembelian forward atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering kali memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga yang lebih tinggi disuatu Negara asing. Dalam kesempatan yang sama melindungi diri terhadap pergerakkan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta asing.









BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.    SIMPULAN
Derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan pokok" atau juga disebut " produk turunan" (underlying product); daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok.
Translasi adalah perubahan satuan unit moneter, tidak sama dengan konversi yang adalah pertukaran dari mata uang ke mata uang yang lain secara fisik, seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan ulang dalam nilai ekuialen Dollar AS.Transaksi mata uang asing terjadi dipasar spot, forward, atau swap.Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk perbedaan tingkat inflasi antarnegara, perbedaan suku bunga nasional dan eksploitasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang.Kurs nilai tukar pasar spot dapat dinyatakan langsung atau tidak langsung.

B.    SARAN
Suatu aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan juga berubah. Maka  dari itu di perlukannya prinsip  kehati-hatian dalam akuntansi.




DAFTAR PUSTAKA

Idhar Sandhi Rosydi. (2011). ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN (AKTIVITAS INVESTASI PADA AKTIVITAS DERIVATIF PERUSAHAAN) : http://bangunkembali.blogspot.com/2011/12/analisis-laporan-keuangan-perusahaan_3368.html . [25 Maret 2014].

Elina Rina. (2010). Transaksi Derivatif. http://rinaelina.blogspot.com/2010/04/transaksi-derivatif_29.html. [25 Maret 2014].

Harimukti Pramuditya Burhan. (2009). Perpajakan Transaksi Derivatif. http://diskusibkf.blogspot.com/2009/04/perpajakan-transaksi-derivatif.html. [25 Maret 2014].

Laras Ayu Probolini. (2012). PENGERTIAN TRANSAKSI DERIVATIF. http://musthika-aksara.blogspot.com/2012/01/translasi-mata-uang-asing.html. [25 Maret 2014].

Wikipedia. (2010). Derivatif. [25 Maret 2014].



1 komentar:

  1. Pasar transaksi derivatif tanpa melalui bursa (OTC) ini sangat besar sekali. pojokinvestasi.com

    BalasHapus